Neraca Perdagangan Minus, Dolar Australia Makin Kuat

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
16 May 2018 11:16
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak melemah.
Foto: REUTERS/Jason Reed
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak melemah. Pelemahan ini didorong oleh rilis data perdagangan terbaru antara Indonesia dan Australia. 

Pada Rabu (15/5/2018) pukul 11:00 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.531,78. Rupiah melemah 0,46% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Reuters
 
Pelemahan rupiah membuat harga jual dolar Australia di salah satu bank BUMN hampir menyentuh Rp 10.700. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 11:00 WIB:
 
BankHarga BeliStatusHarga JualStatus
Bank MandiriRp 10.335,00StagnanRp 10.691,00Stagnan
Bank BNIRp 10.380,00TurunRp 10.670,00Turun
Bank BRIRp 10.462,82NaikRp 10.658,69Naik
Bank BTNRp 10.415,00TurunRp 10.630,00Turun
Bank BCARp 10.355,00TurunRp 10.644,00Turun
 
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia periode April 2018, termasuk antara Indonesia dan Australia. Dalam data tersebut, Indonesia mengalami defisit perdagangan non-migas US$ 792,8 juta. Impor terbesar dari Australia di antaranya batu bara dan bijih besi.

Harga batu bara saat ini sedang dalam tren menguat hingga menembus US$ 104/ton, tertinggi sejak Februari. Kenaikan harga batu bara membuat impor komoditas ini menjadi lebih mahal. Devisa pun lebih banyak mengalir ke sisi Australia, sehingga memperkuat mata uangnya.

Di sisi lain, dolar Australia mendapat sentimen positif dari perkiraan jumlah pekerja pada April 2018 yang bertambah lebih banyak dari periode bulan sebelumnya. Data Australian Bureau of Statistics mempublikasi pertumbuhan angkatan kerja yang berpartisipasi pada periode tersebut diperkirakan naik hingga 20.000, lebih tinggi dari periode Maret 2018 yang sebanyak 5.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular