BI Diminta Naikkan Suku Bunga Acuan 50 Bps

Anastasia Arivirianty, CNBC Indonesia
15 May 2018 14:48
Kenaikan suku bunga acuan 50 bps untuk menahan dana asing keluar dari Indonesia karena akan memberikan tekanan pada rupiah.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Aviliani menilai, Bank Indonesia (BI) mesti menaikkan suku bunga hingga 0,5% atau 50 bps untuk menjaga likuiditas di pasar.

Aviliani menilai, sudah cukup terlambat untuk menaikkan suku bunga setahap demi setahap untuk menahan keluarnya dana asing dari Indonesia (capital outflow).

"Paling tidak kalau naik 50 bps sudah cukup bagus untuk menahan Rupiah," ujar Aviliani kepada media saat dijumpai di acara tahunan Perbanas, di Jakarta, Selasa (15/5).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, terkait cadangan devisa, agar bisa ditambah dengan mempertimbangan pinjaman bilateral, yang utamanya untuk meredakan kepanikan masyarakat yang memiliki utang di luar negeri.


Hal tersebut penting untuk diatur oleh BI agar tidak ada tekanan terhadap Rupiah, dan mencegah aga orang tidak panik kemudian memborong dolar AS untuk keperluan bayar utang, investasi, keperluan sekolah anaknya, dan keperluan-keperluan lainnya yang menimbulkan aksi simpan dolar AS berlebih di masyarakat.


"Makanya kemarin sudah mulai ada penguatan, ini fluktuasi terus menerus. Yang harus dijaga kan antara capital inflow (masuknya dana asing) dan capital outflow tapi sekarang ini kebanyakan outflow (dana asing keluar), jadi semoga besok BI menaikkan suku bunga," pungkasnya.

Target Pertumbuhan 5,4% Cukup Berat


Aviliani menambahkan target pertumbuhan 5,4% di tahun ini dirasa cukup berat untuk dicapai. Hal ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 sebesar 5,06%.

Menurutnya target ekonomi paling realistis adalah 5,2%. "Sebenarnya ini pilihan, dua kebijakan yang tidak enak. Tapi kalau suku bunga naik, paling tidak nilai tukar bisa membaik, lebih stabil, dan ini akan membuat dunia usaha cenderung tidak takut dengan investasi," ujar Aviliani.


Kenaikan suku bunga acuan akan membuat likuiditas lebih terjaga. Ada dua likuiditas yang harus dijaga. Yakni, likuiditas pasar modal dan likuiditas bank.

Selain itu, nantinya hal tersebut akan mengerek pertumbuhan ekonomi, dan likuiditas di pasar masih bisa terjaga. Pasar modal saat ini masih likuid sebab masih ada transaksi perdagangan setiap harinya, begitupun dengan di perbankan, yang harus dijaga likuiditasnya. "Untuk menjaganya, jangan sampai uang keluar terus (capital outflow)," pungkasnya.


(roy) Next Article Dear BI, Pengusaha Ingin Suku Bunga Acuan Turun 50 Bps

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular