Laporan OPEC Buat Harga Minyak Dekati US$80/barel

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
15 May 2018 10:57
Harga minyak ditutup menguat pada perdagangan awal pekan, didorong oleh laporan OPEC yang menggambarkan kondisi pasokan minyak yang ketat di negara-negara maju.
Foto: REUTERS/Andy Buchanan
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak ditutup menguat pada perdagangan awal pekan, didorong oleh laporan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menggambarkan kondisi pasokan minyak yang ketat di negara-negara maju.

Pada penutupan perdagangan hari Senin (14/5), harga minyak jenis light sweet untuk kontrak pengiriman Juni 2018 menguat hingga 0,37% ke US$70,96/barel, sementara brent untuk kontrak pengiriman Juli 2018 melambung 1,44% ke US$78,23/barel.

Laporan OPEC Buat  Harga Minyak Dekati US$80/barel


Dengan penguatan yang cukup signifikan tersebut, harga minyak jenis brent lantas kembali menyentuh angka tertinggi sejak November 2014. Kali terakhir brent memecahkan rekor tersebut yakni pasca presiden AS Donald Trump memutuskan untuk keluar dari kesepakatan nuklir Iran, dan dipastikan akan memulihkan sanksi bagi Negeri Persia.

Sentimen utama bagi penguatan harga minyak kemarin datang dari rilis laporan OPEC yang menyatakan bahwa cadangan minyak di negara-negara maju OECD pada bulan Maret 2018 turun sebesar 12,7 juta barel secara month-to-month (MtM) ke 2.829 juta barel, lebih rendah 204 juta barel dari periode yang sama tahun lalu.

Hal ini merupakan dampak dari kuatnya komitmen OPEC dan negara non-OPEC (dipimpin Rusia) dalam menjalankan kesepakatan pemangkasan produksinya sejak Januari 2017 lalu, demi mengurangi kelebihan pasokan yang menyebabkan hancurnya harga minyak. 

Di sisi lain, OPEC juga memproyeksikan adanya peningkatan permintaan minyak global pada 2018 mengacu pada pertumbuhan yang kuat di negara-negara maju pada kuartal I-2018. Konsumsi minyak dunia diprediksi mencapai 98,85 juta barel per hari, naik 1,65 juta barel per hari dari tahun lalu.

Sentimen lainnya bagi penguatan harga minyak adalah mulai terasanya dampak sanksi AS terhadap Negeri Persia, meski masih samar-samar. Misalnya ke Korea Selatan, ekpor minyak Iran turun 12,1% YoY.

Meski demikian, Iran sebenarnya hanya menyumbang kurang dari 5% pasokan minyak global. Selain itu, Arab Saudi dan AS berkomitmen untuk meningkatkan produksinya sebagai penambal ketika pasokan minyak dari Iran tidak bisa masuk ke pasar.

Terlebih, berdasarkan laporan Baker Hughes, jumlah sumur pengeboran aktif di Negeri Paman Sam dalam sepekan lalu bertambah 10 unit, menjadi total 844 unit, yang merupakan level tertingginya sejak Maret 2015.

Jumlah sumur aktif yang meningkat tersebut menjadi indikasi masih kuatnya produksi minyak mentah AS ke depannya. Saat ini produksi minyak mentah mingguan Negeri Paman Sam masih tercatat amat perkasa dengan berada di angka 10,7 juta barel per hari (bph), atau kembali mencatatkan rekor sepanjang sejarah negeri adidaya  tersebut.

Dengan adanya persepsi tersebut, kekhawatiran pasar akan adanya disrupsi pasokan global akibat sanksi AS terhadap Iran, nampaknya agak mereda. Hal itu lantas membatasi penguatan harga minyak pagi ini. Hingga pukul 09.54 WIB, lightsweet dan brent hanya menguat tipis, masing-masing sebesar 0,03% dan 0,06%.

Akan tetapi, investor perlu mencermati pemindahan kedutaan besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Aksi protes sudah dilakukan oleh warga Palestina, di mana 7 orang dikabarkan meninggal dan 512 lainnya mengalami luka-luka. Menurut tentara Israel, sebanyak 15.000 warga Palestina ikut berpartisipasi dalam protes ini.

Sekira akhir tahun lalu, langkah Trump yang berencana memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem mengundang amarah dari berbagai negara, terutama di Jazirah Arab. Bahkan mantan taipan properti itu dituding telah membuka gerbang neraka karena kebijakan ini bisa menyulut konflik berkepanjangan.

Ketika Timur Tengah memanas, maka lagi-lagi yang dikhawatirkan adalah harga minyak. Timur Tengah adalah pemasok utama kebutuhan minyak dunia, sehingga konflik di wilayah ini tentu akan menghambat produksi dan distribusi si emas hitam. Akibatnya, harga akan terkerek ke atas.







(RHG/RHG) Next Article Aktivitas Pengeboran AS Meningkat, Harga Minyak Melandai

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular