Utang Menggunung, BRMS Masih Terlilit Masalah Keuangan

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 May 2018 14:44
Beban keuangan yang besar membuat perseroan tidak bisa berbuat banyak.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Investor Relations PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Herwin Hidayat menargetkan pendapatan perseroan pada tahun ini tak jauh berbeda dibandingkan pada 2017 pada kisaran US$ 5 juta atau Rp 69,90 miliar. Beban keuangan yang besar membuat perseroan tidak bisa berbuat banyak.

Herwin menambahkan kinerja bottom line perseroan berpotensi lebih baik karena perseroan melakukan refinancing atas sejumlah utang. Hingga kuartal I-2018 total lialibilitas perseroan mencapai US$ 306,66 juta. 

"Untuk  2018, mungkin akan kami lihat top line nya akan tetap konsisten atau stagnan. Sedangkan bottom line diperkirakan akan tumbuh (improve) karena beban utang yang semakin berkurang dengan refinancing yang dilakukan," ujar Herwin di The Bridge Function Aston Rasuna, Senin (14/5/2018).

Pada 2018, lanjut Herwin, perseroan akan mencari pendanaan untuk membantu proyek dan produksi pertambangan emas Poboya, di Palu Sulawesi Tengah dengan target pembiayaan sebesar US$ 150 juta.

Selain itu, pihaknya juga masih menunggu proses pengalihan aset anak usaha yaitu pelepasan 51% saham anak usahanya PT Dairi Prima Mineral kepada Nonferrous Metals Corporation of China (NFC) senilai US$ 198 juta atau setara Rp 2,76 triliun.

"Kami targetkan untuk project emas di Palu itu produksi hingga 30 tahun kedepan. Jadi konstruksi nya selesai pada 2019 dan 18 bulan setelah konstruksi nya selesai akan masuk tahap produksi," tambah Herwin.

Perseroan memperkirakan, tambang emas di palu tersebut akan memproduksi sekitar 80 ribu hingga 90 ribu ounce emas setiap tahunnya.

Namun, pendapatan melalui emas tersebut akan berkontribusi pada laba  perusahaan setelah masa produksi dilakukan.

"Kami kan tahun ini yang dari PT Dairi belum produksi juga, jadi kami masih melakukan peningkatan eksplorasi dan development. Kan sekarang juga sudah dapat izin dari Kementerian ESDM tinggal dana dan infrastruktur, mungkin 3 tahun kedepan akan membantu pendapatan," ujar Direktur Keuangan Bumi Reources Minerall Fuad Helmy.

Pada kuartal I-2018 BRMS mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 4,69 juta.

Herwin menjelaskan, setelah restrukturisasi maka utang perseroan berkurang. "Dengan konversi utang tersebut, pinjaman perbankan perseroan pada akhir 2017 berkurang menjadi US$ 153,77 juta dibandingkan pada 2016 sebesar US$ 281,33 juta. Selain itu, rasio utang ke ekuitas juga turun menjadi 0,27% dari sebelumnya 0,44%," ujar Herwin.


Sebagian sisa utang tersebut yaitu sekitar US$ 90 juta akan dilunasi melalui hasil dana pelepasan saham PT Dairi Prima Minerals. Sedangkan sisa utang, perseroan akan melakukan beberapa skema pelunasan utang salah satunya melalui cash flow (aliran kas) dari hasil aktivitas perusahaan.

"Jadi kan pinjaman itu ada 2, satu dari Credit Suisse dilunasi lewat pelepasan aset PT Dairi Prima. Sisanya ya kami kaji opsi pelunasannya bisa lewat cash flow atau dengan cara lain kedepannya," tambah Herwin.
(hps) Next Article Ini Cara BRMS Lunasi Utang Ke Bank Muamalat dan Bukopin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular