Internasional
Mahathir Menangkan Pemilu, Bursa Malaysia Bisa Bergejolak
Roy Franedya, CNBC Indonesia
10 May 2018 20:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemenangan bersejarah koalisi partai oposisi yang dipimpin mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada pemilihan umum (pemilu) Malaysia 2018 bisa berdampak negatif pada bursa saham. Bursa saham Malaysia bisa bergejolak meski dalam jangka panjang tampak menggembirakan.
Pakatan Harapan, koalisi partai politik oposisi, memenangi 135 kursi dari total 222 kursi di Parlemen Malaysia, kata Mahathir pada konferensi pers pada Kamis (10/5/2018). Itu melampaui persyaratan minimal 112 kursi yang dibutuhkan untuk pemilik suara mayoritas. Kemenangan ini mengganggu koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa.
Ketidakpastian kemungkinan akan menjadi fokus dalam jangka pendek untuk pasar menyusul hasil mengejutkan.
"Hasil pemilihan Malaysia adalah kesal besar, tidak ada lembaga survei yang mengharapkan ini. Ini sama mengecewakannya dengan Brexit dan pemilihan Trump," kata Aninda Mitra, analis senior yang berdaulat di BNY Mellon Investment Management.
Mengutip CNBC International, Salah satu isu-isu yang ditakuti oleh investor adalah "perubahan pemerintahan yang akan terasa asing sebab BN telah berkuasa sejak kemerdekaan dan potensi kerusuhan dan / atau peralihan kekuasaan yang berantakan," ujar Nizam Idris, Head of Foreign Exchange and Rates Strategy Macquarie Group dalam sebuah catatan.
Pengumuman ini telah membuat Ringgit Malaysia turun lebih dari 2% di pasar luar negeri, kata Reuters. Pasar di Malaysia bisa terpukul ketika kembali buka pada Senin. Bursa saham Malaysia ditutup pada hari Kamis dan Jumat bersamaan dengan hari libur khusus. "Pasar keuangan cenderung bereaksi buruk terhadap hasil," tulis Ekonom Capital Economics, Gareth Leather dan Alex Holmes menulis dalam sebuah catatan.
"Pasar sudah menetapkan harga dalam penurunan 2% pada ringgit [Malaysia] dan koreksi 3% di pasar saham," kata mereka.
Saham-saham berkapitalisasi besar yang berkoneksi dengan pemerintah kemungkinan akan anjlok termasuk Maybank, Tenaga Nasional, Telekom dan CIMB, Gerald Ambrose, ungkap kepala eksekutif Aberdeen Standard Investments kepada CNBC.
Pakatan Harapan, koalisi partai politik oposisi, memenangi 135 kursi dari total 222 kursi di Parlemen Malaysia, kata Mahathir pada konferensi pers pada Kamis (10/5/2018). Itu melampaui persyaratan minimal 112 kursi yang dibutuhkan untuk pemilik suara mayoritas. Kemenangan ini mengganggu koalisi Barisan Nasional (BN) yang berkuasa.
Mengutip CNBC International, Salah satu isu-isu yang ditakuti oleh investor adalah "perubahan pemerintahan yang akan terasa asing sebab BN telah berkuasa sejak kemerdekaan dan potensi kerusuhan dan / atau peralihan kekuasaan yang berantakan," ujar Nizam Idris, Head of Foreign Exchange and Rates Strategy Macquarie Group dalam sebuah catatan.
Pengumuman ini telah membuat Ringgit Malaysia turun lebih dari 2% di pasar luar negeri, kata Reuters. Pasar di Malaysia bisa terpukul ketika kembali buka pada Senin. Bursa saham Malaysia ditutup pada hari Kamis dan Jumat bersamaan dengan hari libur khusus. "Pasar keuangan cenderung bereaksi buruk terhadap hasil," tulis Ekonom Capital Economics, Gareth Leather dan Alex Holmes menulis dalam sebuah catatan.
"Pasar sudah menetapkan harga dalam penurunan 2% pada ringgit [Malaysia] dan koreksi 3% di pasar saham," kata mereka.
Saham-saham berkapitalisasi besar yang berkoneksi dengan pemerintah kemungkinan akan anjlok termasuk Maybank, Tenaga Nasional, Telekom dan CIMB, Gerald Ambrose, ungkap kepala eksekutif Aberdeen Standard Investments kepada CNBC.
Next Page
Jangka panjang lebih positif?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular