
Kenaikan Harga Rumah Paling Tinggi di Surabaya
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
09 May 2018 19:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) telah merilis Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan I-2018. Hasilnya, harga properti residensial di pasar primer terus meningkat.
"Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I-2018 yang tumbuh sebesar 1,42% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan IHPR pada triwulan sebelumnya sebesar 0,55% (qtq)," ungkap BI dalam hasil Survei IHPS, Rabu (9/5/2018).
Kenaikan harga properti terjadi pada semua tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Surabaya. Peningkatan harga rumah terutama disebabkan kenaikan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja, sama seperti triwulan sebelumnya.
"Kenaikan harga rumah di wilayah Surabaya didukung oleh pembangunan berbagai sarana infrastruktur jalur baru," kata BI.
Di antaranya, jalur baru tersebut yakni proyek frontage road sisi barat (jalur penyangga di jalan Ahmad Yani. Middle East Ring Road (MERR), Jalan Lingkar Luar Barat (JLBB) dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT).
Adapun kenaikan rumah di Surabaya mencapai 7,12% secara triwulanan. "Survei juga memperkirakan kenaikan harga rumah masih akan berlanjut pada triwulan II-2018," demikian diungkapkan BI.
Penjualan properti residensial tetap mencatat pertumbuhan positif pada triwulan I-2018. Volume penjualan properti tumbuh 6,85% (qtq) pada triwulan I-2018. Namun, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 26,69% (qtq).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari dana nonperbankan. Sebesar 57,84% pengembang menggunakan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial.
Sementara itu, pembiayaan pembelian properti residensial oleh konsumen terutama bersumber dari perbankan. Sebanyak 75,80% konsumen memanfaatkan KPR dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial.
(dru) Next Article Ibu Kota RI Pindah, Ini Permintaan Pengusaha Properti
"Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan I-2018 yang tumbuh sebesar 1,42% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan IHPR pada triwulan sebelumnya sebesar 0,55% (qtq)," ungkap BI dalam hasil Survei IHPS, Rabu (9/5/2018).
Kenaikan harga properti terjadi pada semua tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil, dengan kenaikan tertinggi terjadi di Surabaya. Peningkatan harga rumah terutama disebabkan kenaikan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja, sama seperti triwulan sebelumnya.
Di antaranya, jalur baru tersebut yakni proyek frontage road sisi barat (jalur penyangga di jalan Ahmad Yani. Middle East Ring Road (MERR), Jalan Lingkar Luar Barat (JLBB) dan Jalan Lingkar Luar Timur (JLLT).
Adapun kenaikan rumah di Surabaya mencapai 7,12% secara triwulanan. "Survei juga memperkirakan kenaikan harga rumah masih akan berlanjut pada triwulan II-2018," demikian diungkapkan BI.
Penjualan properti residensial tetap mencatat pertumbuhan positif pada triwulan I-2018. Volume penjualan properti tumbuh 6,85% (qtq) pada triwulan I-2018. Namun, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 26,69% (qtq).
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial oleh pengembang terutama bersumber dari dana nonperbankan. Sebesar 57,84% pengembang menggunakan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial.
Sementara itu, pembiayaan pembelian properti residensial oleh konsumen terutama bersumber dari perbankan. Sebanyak 75,80% konsumen memanfaatkan KPR dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial.
(dru) Next Article Ibu Kota RI Pindah, Ini Permintaan Pengusaha Properti
Most Popular