
IHSG Anjlok Dalam, BPJS-TK Atur Ulang Strategi Investasi
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
09 May 2018 09:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkoreksi hingga 7% secara year to date (ytd), membuat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK) untuk melakukan rebalancing (penyesuaian) investasi khususnya saham.
Hingga saat ini, BPJS-TK menempatkan 19% dana kelolanya di saham dari total dana kelolaan BPJS-TK yang mencapai Rp 321,2 triliun. Sehingga sekitar Rp 61,03 triliun dari yang dikelola oleh BPJS-TK dalam bentuk saham.
Selain saham, BPJS-TK berinvestasi sebesar 9% untuk deposito, 61% obligasi, 10% reksa dana dan sisa dana investasi untuk properti dan penyertaan.
"Kami pastinya akan melakukan penyesuaian dan akan berdiskusi terkait jenis investasi mana yang akan disesuaikan. Tentunya sesuai dengan batas pedoman yang telah ditentukan," ujar Evi Afiatin Direktur Keuangan BPJS-TK di Menara Jamsostek, Selasa (8/5/2018).
Namun, anjloknya harga saham tersebut juga menyebabkan BPJS-TK kehilangan potensi penambahan dana kelolaan sebesar Rp 16 triliun di sepanjang kuartal I-2018.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS-TK Amran Nasution mengatakan, dana kelolaan yang diinvestasikan hingga akhir Maret 2018 dihitung berdasarkan marked to market atau dihitung dengan harga terkini berdasarkan masing-masing portofolio. "Bila tidak marked to market maka dana yang bisa dinvestasikan sebesarnya mencapai Rp 337 triliun," ujar Amran, dalam kesempatan yang sama.
Gejolak pasar modal juga menyebabkan dana investasi BPJS-TK selama 3 bulan pertama 2018 tumbuh melambat. Dana investasi tersebut tumbuh sekitar Rp 4 triliun atau 1,26%, dibandingkan posisi akhir 2017 sebesar Rp317 triliun.
Namun sejauh ini, terkoreksinya IHSG secara kontribusi tidak mengganggu kinerja imbal hasil yang didapatkan BPJS-TK pada kuartal-I tahun ini. Mengingat imbal hasil pada kuartal I-2018 mencapai 10,3% atau lebih tinggi dibandingkan imbal hasil pada kuartal-I 2017 sebesar 9,3%.
"Portofolio kami kan saham hanya 19% sedangkan secara keseluruhan kami juga investasi ke obligasi hingga 61%, reksa dana 19% dan instrument lainnya. Sehingga kondisi market pada bulan Januari hingga Februari 2018 mendukung penambahan imbal hasil dari tahun lalu," ujar Irvansyah Utoh Banja Kepala Divisi Komunikasi BPJS-TK dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, terkait dengan harga saham yang diperdagangkan dengan harga diskon dan terpantau turun akibat pelemahan pasar, membuat BPJS-TK tertarik untuk melakukan investasi pada saham-saham tersebut.
"Saham yang harganya turun ya it's time to buy it. Tapi kembali lagi, kami tetap harus hati-hati dan tetap berprioritas pada saham-saham LQ 45. Karena kami hanya investasi ke saham-saham yang LQ 45 saja," tambah Utoh.
(roy) Next Article Pasar Saham Anjlok, Dirut BPJS-TK: Saatnya Kita Memborong
Hingga saat ini, BPJS-TK menempatkan 19% dana kelolanya di saham dari total dana kelolaan BPJS-TK yang mencapai Rp 321,2 triliun. Sehingga sekitar Rp 61,03 triliun dari yang dikelola oleh BPJS-TK dalam bentuk saham.
Selain saham, BPJS-TK berinvestasi sebesar 9% untuk deposito, 61% obligasi, 10% reksa dana dan sisa dana investasi untuk properti dan penyertaan.
Namun, anjloknya harga saham tersebut juga menyebabkan BPJS-TK kehilangan potensi penambahan dana kelolaan sebesar Rp 16 triliun di sepanjang kuartal I-2018.
Direktur Pengembangan Investasi BPJS-TK Amran Nasution mengatakan, dana kelolaan yang diinvestasikan hingga akhir Maret 2018 dihitung berdasarkan marked to market atau dihitung dengan harga terkini berdasarkan masing-masing portofolio. "Bila tidak marked to market maka dana yang bisa dinvestasikan sebesarnya mencapai Rp 337 triliun," ujar Amran, dalam kesempatan yang sama.
Gejolak pasar modal juga menyebabkan dana investasi BPJS-TK selama 3 bulan pertama 2018 tumbuh melambat. Dana investasi tersebut tumbuh sekitar Rp 4 triliun atau 1,26%, dibandingkan posisi akhir 2017 sebesar Rp317 triliun.
Namun sejauh ini, terkoreksinya IHSG secara kontribusi tidak mengganggu kinerja imbal hasil yang didapatkan BPJS-TK pada kuartal-I tahun ini. Mengingat imbal hasil pada kuartal I-2018 mencapai 10,3% atau lebih tinggi dibandingkan imbal hasil pada kuartal-I 2017 sebesar 9,3%.
"Portofolio kami kan saham hanya 19% sedangkan secara keseluruhan kami juga investasi ke obligasi hingga 61%, reksa dana 19% dan instrument lainnya. Sehingga kondisi market pada bulan Januari hingga Februari 2018 mendukung penambahan imbal hasil dari tahun lalu," ujar Irvansyah Utoh Banja Kepala Divisi Komunikasi BPJS-TK dalam kesempatan yang sama.
Sementara itu, terkait dengan harga saham yang diperdagangkan dengan harga diskon dan terpantau turun akibat pelemahan pasar, membuat BPJS-TK tertarik untuk melakukan investasi pada saham-saham tersebut.
"Saham yang harganya turun ya it's time to buy it. Tapi kembali lagi, kami tetap harus hati-hati dan tetap berprioritas pada saham-saham LQ 45. Karena kami hanya investasi ke saham-saham yang LQ 45 saja," tambah Utoh.
(roy) Next Article Pasar Saham Anjlok, Dirut BPJS-TK: Saatnya Kita Memborong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular