
Rupiah Menguat, Dolar Australia Masih Dijual Mahal
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 May 2018 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia pada perdagangan siang ini bergerak menguat. Dolar Australia melemah karena rilis data yang kurang menggembirakan di Negeri Kanguru.
Pada Selasa (8/5/2018) pukul 11:45 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.520,64. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Penguatan rupiah belum mampu menurunkan harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 10:50 WIB:
Sentimen pelemahan dolar Australia pada siang hari ini datang dari rilis data penjualan ritel posisi Maret 2018. Data Australia Bureau of Statistics (ABS) menunjukkan tingkat penjualan ritel (retail sales) pada periode tersebut stagnan. Pada Februari, penjualan ritel masih tumbuh 0,6%.
Di sisi lain, data perdagangan ritel (retail trade) pada Maret 2018 juga ikut turun. Pada periode tersebut, perdagangan ritel hanya tumbuh 0,2%. Lebih lambat dibandingkan Februari yang sebesar 0,8%.
Penurunan tingkat penjualan dan perdagangan ritel menjadi sentimen negatif bagi dolar Australia sehingga menyebabkan mata uang tersebut melemah. Ini memberikan peluang bagi rupiah untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Pada Selasa (8/5/2018) pukul 11:45 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.520,64. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Penguatan rupiah belum mampu menurunkan harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 10:50 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.314,00 | Rp 10.670,00 |
Bank BNI | Rp 10.392,00 | Rp 10.682,00 |
Bank BRI | Rp 10.424,69 | Rp 10.585,27 |
Bank BTN | Rp 10.438,00 | Rp 10.656,00 |
Bank BCA | Rp 10.398,00 | Rp 10.688,00 |
Sentimen pelemahan dolar Australia pada siang hari ini datang dari rilis data penjualan ritel posisi Maret 2018. Data Australia Bureau of Statistics (ABS) menunjukkan tingkat penjualan ritel (retail sales) pada periode tersebut stagnan. Pada Februari, penjualan ritel masih tumbuh 0,6%.
Penurunan tingkat penjualan dan perdagangan ritel menjadi sentimen negatif bagi dolar Australia sehingga menyebabkan mata uang tersebut melemah. Ini memberikan peluang bagi rupiah untuk menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular