
Fokus Investor
Exxon Akuisisi Oli Federal hingga Laba BRI Kuartal I Rp 7,4 T
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
07 May 2018 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim penyampaian laporan keuangan kuartal I sudah mulai berakhir. Tak banyak lagi emiten yang menyampaikan hasil kinerja di kuartal I-2018. Meskipun ada juga satu dua emiten yang terlambat melaporkan laporan keuangan 2017 dan kuartal I-2018.
Pekan lalu, sejumlah isu sempat menjadi perhatian investor baik itu laporan keuangan maupun aksi korporasi lainnya. Berikut, aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia, diantarannya:
1. Laba Kuartal I-2018 Bumi Resources 2,4%
Kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kuartal I-2018 mulai menunjukkan perubahan yang ditopang kenaikan harga batu bara. Pada kuartal I-2018, perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih pada 2.018 2,40% menjadi US$ 90,15 juta (setara Rp 1,25 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 88,04 juta (setara Rp 1,22 triliun).
Laba tersebut, tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan perusahaan yang naik 2.914,31% menjadi US$ 310,47 juta (Rp 3,42 triliun) dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar US$ 10,3 juta ( Rp 143, 31 juta). Kenaikan pendapatan, ditopang pembukuan pendapatan dari ekspor batu bara pada 2018 sebesar US$ 127,91 juta dan penjualan lokal sebesar US$ 181,74 dolar.
2. Exxon Mobil, Akuisisi PT Federal Karyatama, anak usaha Mitra Pinastika
Perusahaan raksasa minyak dan gas Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil mengumumkan akan mengakuisi 100% saham PT Federal Karyatama dari PT Mitra Pinastika Mustika Tbk. Nilai transaksi, dari aksi akusisi tersebut ditaksir mencapai US$ 436 juta atau sekitar Rp 5,88 triliun.
Dalam keterangan resmi Exxon Mobil, akuisisi tersebut masih menunggu persetujuan para pemegang saham, pemerintah dan regulasi yang ada. Diharapkan, akuisisi tersebut dapat terlaksana paling lambat pada Kuartal III-2018.
3.Wijaya Karya Raih Kontrak Baru Rp 11,27 T hingga Pekan III April.
PT Wijaya Karga (Persero) Tbk. (WIKA) meraih kontrak baru senilai Rp 11,27 triliun dari awal tahun hingga pekan III April 2018. Berdasarkan keterangan konferensi pers, hingga pekan III April 2018 WIKA telah menjalin kontrak baru yang nilainnya mencapai Rp 11,27 triliun.
Kontribusi kontrak baru, lanjutnya, terbesar diperoleh dari sinergi BUMN sebesar 54,31%, salah satunya dari proyek Flyover Teluk Lamong yang diinisiasi PT Pelindo III (Persero). Selain itu, perusahaan juga melakukan kerjasama dengan negara-negara Afrika termasuk Aljazair dalam membangun 4.000 unit proyek lodgement.
4. Laba BRI Kuartal I-2018 Naik 11,3% Menjadi Rp 7,4 T
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melaporkan laba bersih kuartal I-2018 sebesar Rp 7,4 triliun. Angka ini naik 11,3% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,65 triliun.
Kenaikan laba pada 2018, ditopang oleh pendapatan bunga yang naik 6,16% menjadi Rp 27,23 triliun. BRI mencatatkan laba operasional naik 14% jadi Rp 9,15 triliun.
5. Laba Medco Energy International Turun 49,75%
Kinerja keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dinilai kurang memuaskan berdasarkan laporan keuangan kuartal-I 2018. Perusahaan, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 49,75% menjadi US$ 21,63 juta atau Rp 301,76 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu yaitu sebesar Rp 600,55 miliar atau US$ 43,05 juta.
Penurunan laba bersih perseroan kuartal I-2018, salah satunya didorong oleh beban pokok meski penjualan MEDC yang naik 28,10% menjadi Rp 1,91 triliun. Padahal, perusahaan sempat membukukan pertumbuhan pendapatan dan penjualan sebesar 35,86% menjadi Rp 4,03 triliun pada 2018 yang berasal dari penjualan minyak dan gas bumi yang naik 10,20% menjadi Rp 3,23 triliun.
(hps) Next Article Jawaban Emtek Terkait Akuisisi ANTV dan Emiten Bagi Dividen
Pekan lalu, sejumlah isu sempat menjadi perhatian investor baik itu laporan keuangan maupun aksi korporasi lainnya. Berikut, aktivitas emiten yang telah dirangkum oleh CNBC Indonesia, diantarannya:
1. Laba Kuartal I-2018 Bumi Resources 2,4%
Kinerja keuangan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kuartal I-2018 mulai menunjukkan perubahan yang ditopang kenaikan harga batu bara. Pada kuartal I-2018, perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih pada 2.018 2,40% menjadi US$ 90,15 juta (setara Rp 1,25 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 88,04 juta (setara Rp 1,22 triliun).
2. Exxon Mobil, Akuisisi PT Federal Karyatama, anak usaha Mitra Pinastika
Perusahaan raksasa minyak dan gas Amerika Serikat (AS), Exxon Mobil mengumumkan akan mengakuisi 100% saham PT Federal Karyatama dari PT Mitra Pinastika Mustika Tbk. Nilai transaksi, dari aksi akusisi tersebut ditaksir mencapai US$ 436 juta atau sekitar Rp 5,88 triliun.
Dalam keterangan resmi Exxon Mobil, akuisisi tersebut masih menunggu persetujuan para pemegang saham, pemerintah dan regulasi yang ada. Diharapkan, akuisisi tersebut dapat terlaksana paling lambat pada Kuartal III-2018.
3.Wijaya Karya Raih Kontrak Baru Rp 11,27 T hingga Pekan III April.
PT Wijaya Karga (Persero) Tbk. (WIKA) meraih kontrak baru senilai Rp 11,27 triliun dari awal tahun hingga pekan III April 2018. Berdasarkan keterangan konferensi pers, hingga pekan III April 2018 WIKA telah menjalin kontrak baru yang nilainnya mencapai Rp 11,27 triliun.
Kontribusi kontrak baru, lanjutnya, terbesar diperoleh dari sinergi BUMN sebesar 54,31%, salah satunya dari proyek Flyover Teluk Lamong yang diinisiasi PT Pelindo III (Persero). Selain itu, perusahaan juga melakukan kerjasama dengan negara-negara Afrika termasuk Aljazair dalam membangun 4.000 unit proyek lodgement.
4. Laba BRI Kuartal I-2018 Naik 11,3% Menjadi Rp 7,4 T
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melaporkan laba bersih kuartal I-2018 sebesar Rp 7,4 triliun. Angka ini naik 11,3% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,65 triliun.
Kenaikan laba pada 2018, ditopang oleh pendapatan bunga yang naik 6,16% menjadi Rp 27,23 triliun. BRI mencatatkan laba operasional naik 14% jadi Rp 9,15 triliun.
5. Laba Medco Energy International Turun 49,75%
Kinerja keuangan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dinilai kurang memuaskan berdasarkan laporan keuangan kuartal-I 2018. Perusahaan, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 49,75% menjadi US$ 21,63 juta atau Rp 301,76 miliar dibandingkan kuartal I tahun lalu yaitu sebesar Rp 600,55 miliar atau US$ 43,05 juta.
Penurunan laba bersih perseroan kuartal I-2018, salah satunya didorong oleh beban pokok meski penjualan MEDC yang naik 28,10% menjadi Rp 1,91 triliun. Padahal, perusahaan sempat membukukan pertumbuhan pendapatan dan penjualan sebesar 35,86% menjadi Rp 4,03 triliun pada 2018 yang berasal dari penjualan minyak dan gas bumi yang naik 10,20% menjadi Rp 3,23 triliun.
(hps) Next Article Jawaban Emtek Terkait Akuisisi ANTV dan Emiten Bagi Dividen
Most Popular