
IHSG Anjlok 1,17%, Saham Bank BUKU IV Diobral Investor
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 May 2018 15:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 1,17% pada hari ini banyak dipicu oleh sektor jasa keuangan. Sektor tersebut melemah hingga 2,11%, terparah dibandingkan sembilan sektor penghuni IHSG lainnya. Kontribusi sektor jasa keuangan terhadap koreksi IHSG mencapai 35,7 poin.
Koreksi sektor jasa keuangan utamanya disebabkan oleh kejatuhan harga saham bank-bank yang masuk dalam kategori BUKU IV. Dari 5 emiten bank BUKU IV, sebanyak 4 diantaranya mencatatkan penurunan harga saham: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 3,56%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,49%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,55%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,35%. Sementara itu, harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) stagnan di level Rp 980/saham.
Kejatuhan saham-saham bank BUKU IV dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal, kinerja keuangan kuartal-I dari 4 bank BUKU IV yang harga sahamnya terkoreksi hari ini memang tak mampu memenuhi ekspektasi investor.
Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih BBNI tercatat sebesar sebesar Rp 3,66 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 3,91 triliun. Laba bersih BBRI sepanjang kuartal-I tercatat sebesar Rp 7,4 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 8,05 triliun. Laba bersih BMRI tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Satu-satunya yang mampu memenuhi ekspektasi adalah BNGA. Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 877 miliar, sama persis dengan konsensus.
Kemudian dari sisi eksternal, ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana telah membebani bursa saham Indonesia. Selain itu, terdapat pesimisme bahwa pertemuan antara delegasi AS-China yang membahas isu-isu perdagangan akan membuahkan hasil yang manis. Hasil yang kemungkinan besar muncul dari diskusi tersebut adalah kesepakatan untuk terus berunding. Para pakar perdagangan mengatakan hal itu dipicu oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap kukuh pada ancamannya untuk menerapkan tarif hukuman terhadap barang-barang impor asal China.
Ketika terdapat sentimen negatif yang tak secara spesifik menargetkan sektor-sektor tertentu dalam IHSG seperti saat ini, pelaku pasar cenderung melepas kepemilikannya atas saham-saham dari sektor yang berkapitalisasi pasar besar seperti jasa keuangan. Pasalnya, ada ekspektasi bahwa jika IHSG akan jatuh, maka saham-saham tersebutlah yang akan memimpin koreksi IHSG. Investor pun bermain aman dengan melakukan aksi jual.
(roy) Next Article Asing Kok Banyak Lepas Saham Bank RI, Ada Apa?
Koreksi sektor jasa keuangan utamanya disebabkan oleh kejatuhan harga saham bank-bank yang masuk dalam kategori BUKU IV. Dari 5 emiten bank BUKU IV, sebanyak 4 diantaranya mencatatkan penurunan harga saham: PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 3,56%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 3,49%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,55%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,35%. Sementara itu, harga saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) stagnan di level Rp 980/saham.
Satu-satunya yang mampu memenuhi ekspektasi adalah BNGA. Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 877 miliar, sama persis dengan konsensus.
Kemudian dari sisi eksternal, ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dari rencana telah membebani bursa saham Indonesia. Selain itu, terdapat pesimisme bahwa pertemuan antara delegasi AS-China yang membahas isu-isu perdagangan akan membuahkan hasil yang manis. Hasil yang kemungkinan besar muncul dari diskusi tersebut adalah kesepakatan untuk terus berunding. Para pakar perdagangan mengatakan hal itu dipicu oleh sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap kukuh pada ancamannya untuk menerapkan tarif hukuman terhadap barang-barang impor asal China.
Ketika terdapat sentimen negatif yang tak secara spesifik menargetkan sektor-sektor tertentu dalam IHSG seperti saat ini, pelaku pasar cenderung melepas kepemilikannya atas saham-saham dari sektor yang berkapitalisasi pasar besar seperti jasa keuangan. Pasalnya, ada ekspektasi bahwa jika IHSG akan jatuh, maka saham-saham tersebutlah yang akan memimpin koreksi IHSG. Investor pun bermain aman dengan melakukan aksi jual.
(roy) Next Article Asing Kok Banyak Lepas Saham Bank RI, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular