
Bank Jual Dolar Australia di Rp 10.600
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
03 May 2018 11:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia menjelang bergerak melemah. Sentimen penguatan dolar Australia tidak lepas dari pertumbuhan industri di China yang membawa angin positif bagi perekonomian Negeri Kanguru.
Pada Kamis (3/5/2018) pukul 10:25 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.508,66. Rupiah melemah 0,63% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Pelemahan rupiah ikut mendorong harga jual dolar Australia di beberapa bank nasional menembus angka Rp 10.600. Berikut data perdagangan dolar Australia hingga pukul 10:20 WIB:
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Pada Kamis (3/5/2018) pukul 10:25 WIB, AU$ 1 dibanderol Rp 10.508,66. Rupiah melemah 0,63% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.250,00 | Rp 10.605,00 |
Bank BNI | Rp 10.347,00 | Rp 10.637,00 |
Bank BRI | Rp 10.362,00 | Rp 10.516,80 |
Bank BTN | Rp 10.374,00 | Rp 10.569,00 |
Bank BCA | Rp 10.315,00 | Rp 10.605,00 |
Penguatan dolar Australia didorong oleh pertumbuhan industri di China khususnya manufaktur. Kinerja industri manufaktur di Negeri Tirai Bambu sedang menanjak.
Indeks manufaktur di China (China Caixin Mfg PMI) April tercatat 51,1. Lebih tinggi dibandingkan konsensus pasar yang sebesar 50,9.
Pertumbuhan industri manufaktur di China membuat peluang ekspor Australia ke negara tersebut semakin besar, khususnya untuk bahan baku. China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Australia.
Data dari Kementerian Perdagangan Australia memperlihatkan pangsa ekspor Australia ke China selama periode 2016-2017 mencapai 29,6%. Angka tersebut dua kali lipat dari ekspor Australia ke Jepang.
Dengan kondisi industri di China yang sedang tumbuh, maka memberi peluang bagi Australia untuk meningkatkan ekspornya. Situasi ini memberikan sentimen penguatan buat dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pertumbuhan industri manufaktur di China membuat peluang ekspor Australia ke negara tersebut semakin besar, khususnya untuk bahan baku. China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Australia.
Data dari Kementerian Perdagangan Australia memperlihatkan pangsa ekspor Australia ke China selama periode 2016-2017 mencapai 29,6%. Angka tersebut dua kali lipat dari ekspor Australia ke Jepang.
Dengan kondisi industri di China yang sedang tumbuh, maka memberi peluang bagi Australia untuk meningkatkan ekspornya. Situasi ini memberikan sentimen penguatan buat dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular