
Internasional
T-Mobile dan Sprint Merger, SoftBank Gagal Jadi Pengendali
Roy Franedya, CNBC Indonesia
30 April 2018 15:21

Setelah CEO Deutsche Telekom, Tim Hoettges yang juga putra dari pemilik perusahaan itu mengakhiri negosiasi November lalu, Claure dan Legere tetap berhubungan untuk melihat bagaimana mereka dapat menghidupkan kembali kesepakatan itu, kata Claure kepada analis dan jurnalis pada panggilan konferensi pada hari Minggu.
Sebagai dua pemain nirkabel teratas, Verizon Communications dan AT & T, membuat pengumuman lebih rinci tentang rencana 5G mereka, Sprint dan T-Mobile semakin khawatir mereka membuang-buang waktu dan uang sebagai perusahaan terpisah, menurut sumber Reuters yang akrab dengan masalah ini.
Masayashi Son, tidak ingin menyerah pada keadaan, memutuskan untuk berkompromi pada awal tahun ini, kata sumber-sumber. Dia setuju bahwa SoftBank hanya akan memiliki empat kursi di 14 dewan direksi pada perusahaan gabungan. Masayashi Son akan mengambil salah satu kursi itu.
Ada kemungkinan konsesi yang dilakukan Masayashi Son untuk keuntungan jangka panjang SoftBank. Perusahaan gabungan ini akan menjadi pemain utama dalam teknologi nirkabel 5G generasi mendatang tetapi Sprinttdaik dapat berdiri sendiri. Sinergi biaya transaksi ini diperkirakan bernilai US$43 miliar, di mana sekitar US$13 miliar merupakan diskon pajak AS baru-baru ini, menurut sumber.
SoftBank telah dibatasi kemampuannya untuk mendukung Sprint secara finansial karena berada di bawah tekanan untuk memangkas utangnya sendiri, yang mencapai 15,8 triliun yen (US$ 147 miliar) pada akhir Desember 2017. Ia mengatakan berencana untuk mengumpulkan uang tunai dengan melepas saham unit telepon selular Jepang-nya ke publik (IPO) tahun ini. (roy/prm)
Sebagai dua pemain nirkabel teratas, Verizon Communications dan AT & T, membuat pengumuman lebih rinci tentang rencana 5G mereka, Sprint dan T-Mobile semakin khawatir mereka membuang-buang waktu dan uang sebagai perusahaan terpisah, menurut sumber Reuters yang akrab dengan masalah ini.
SoftBank telah dibatasi kemampuannya untuk mendukung Sprint secara finansial karena berada di bawah tekanan untuk memangkas utangnya sendiri, yang mencapai 15,8 triliun yen (US$ 147 miliar) pada akhir Desember 2017. Ia mengatakan berencana untuk mengumpulkan uang tunai dengan melepas saham unit telepon selular Jepang-nya ke publik (IPO) tahun ini. (roy/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular