
Yield Surat Utang Negara Turun, Tapi Masih di 7%
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 April 2018 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) obligasi negara akhirnya bergerak turun setelah dalam jalur pendakian sejak 17 April. Penurunan yield instrumen serupa di AS berdampak kepada Indonesia.
Pada Jumat (27/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,017%. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yaitu 7,139%.
Meski turun, tetapi yield masih bergerak di kisaran 7%. Kali terakhir yield menyentuh 7% adalah pada Juli 2017.
Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik. Kenaikan harga artinya minat terhadap instrumen ini sedang tinggi.
Pasar SBN terus mengalami tekanan sejak 17 April silam. Berbagai sentimen negatif datang bertubi-tubi mulai dari perang dagang, konflik Suriah, sampai kenaikan yield obligasi AS akibat persepsi lonjakan inflasi.
Aksi jual oleh investor asing pun terjadi. Sampai 25 April, kepemilikan asing di SBN tercatat Rp 852,76 triliun. Turun 2,26% dibanding posisi 17 April yang sebesar Rp 872.5 triliun.
Dampak yang paling terlihat adalah di lelang obligasi 24 April lalu. Dalam lelang tersebut, total penawaran yang masuk adalah Rp 17,02 triliun. Jauh di bawah lelang sebelumnya yang sebesar Rp 37,72 triliun. Ini merupakan jumlah penawaran terendah dalam lelang SBN sejak 2016.
Turbulensi Mereda
Namun, sepertinya turbulensi di pasar obligasi sudah mereda. Ini ditandai dengan penurunan yield obligasi pemerintah AS. Setelah sempat menyentuh 3%, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 2,9734%.
Kenaikan yield menandakan ekspektasi inflasi sedang tinggi. Namun rilis data terakhir seakan mengonfirmasi bahwa pemulihan ekonomi AS tidak sekencang yang diperkirakan.
Kementerian Perdagangan AS melaporkan pembelian barang modal buatan AS turun 0,1% pada Maret. Data Februari juga direvisi dari awalnya tumbuh 1,4% menjadi hanya 0,9%.
Bulan lalu, pemesanan mesin juga turun 1,7%, penurunan terbesar sejak April 2016. Padahal pada Februari, pemesanan mesin masih bisa tumbuh 0,3%.
Data ini menggambarkan pemulihan belum terjadi di seluruh sendi perekonomian AS. Oleh karena itu, kecemasan soal tekanan inflasi yang meningkat menjadi kurang relevan.
Hasilnya adalah yield obligasi AS turun. Hal serupa juga terjadi terhadap obligasi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Pada Jumat (27/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 7,017%. Turun dibandingkan sehari sebelumnya yaitu 7,139%.
Meski turun, tetapi yield masih bergerak di kisaran 7%. Kali terakhir yield menyentuh 7% adalah pada Juli 2017.
![]() |
Pasar SBN terus mengalami tekanan sejak 17 April silam. Berbagai sentimen negatif datang bertubi-tubi mulai dari perang dagang, konflik Suriah, sampai kenaikan yield obligasi AS akibat persepsi lonjakan inflasi.
Aksi jual oleh investor asing pun terjadi. Sampai 25 April, kepemilikan asing di SBN tercatat Rp 852,76 triliun. Turun 2,26% dibanding posisi 17 April yang sebesar Rp 872.5 triliun.
![]() |
Turbulensi Mereda
Namun, sepertinya turbulensi di pasar obligasi sudah mereda. Ini ditandai dengan penurunan yield obligasi pemerintah AS. Setelah sempat menyentuh 3%, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun ke 2,9734%.
Kenaikan yield menandakan ekspektasi inflasi sedang tinggi. Namun rilis data terakhir seakan mengonfirmasi bahwa pemulihan ekonomi AS tidak sekencang yang diperkirakan.
Kementerian Perdagangan AS melaporkan pembelian barang modal buatan AS turun 0,1% pada Maret. Data Februari juga direvisi dari awalnya tumbuh 1,4% menjadi hanya 0,9%.
Bulan lalu, pemesanan mesin juga turun 1,7%, penurunan terbesar sejak April 2016. Padahal pada Februari, pemesanan mesin masih bisa tumbuh 0,3%.
Data ini menggambarkan pemulihan belum terjadi di seluruh sendi perekonomian AS. Oleh karena itu, kecemasan soal tekanan inflasi yang meningkat menjadi kurang relevan.
Hasilnya adalah yield obligasi AS turun. Hal serupa juga terjadi terhadap obligasi di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
![]() |
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular