
Permintaan Lesu, Harga Karet dan CPO Kompak Melemah
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
27 April 2018 11:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet bergerak melemah hari ini, masih didorong oleh ekspektasi permintaan dari China yang menurun. Hingga pukul 10.45 WIB hari ini, harga karet kontrak pengiriman Oktober 2018 di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) tercatat melemah 1,11% ke JPY178/kg.
Dengan pelemahan hari ini, harga karet sudah terkoreksi selama 3 hari berturut-turut. Pada perdagangan kemarin, harga karet ditutup melemah sebesar 0,44%. Padahal, harga karet sempat melaju kencang pada pekan lalu, menyusul loyonya yen. Dalam sepekan hingga 20 April 2018, harga karet tercatat menguat 3,09%.
Namun, sentimen negatif datang dalam beberapa hari terakhir, tepatnya dari China. Impor karet alami Negeri Tirai Bambu secara year to date (YTD) hingga 24 April 2018 tercatat hanya 560.000 ton, atau menurun 26,6% dari periode yang sama tahun lalu.
Penurunan permintaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut dilakukan untuk penyesuaian stok, seiring dengan meningkatnya produksi domestik. Pasalnya, stok karet alami yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange meningkat 446.667 ton pekan lalu, tertinggi sejak November 2017.
Dari komoditas agrikultur unggulan Indonesia lainnya, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Juli 2018 di bursa derivatif Malaysia, ditutup melemah 0,33% di MYR2.389/ton pada penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO masih berada dalam posisi tertekan, seiring India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Menurunnya permintaan CPO terefleksikan pada data ekspor CPO Malaysia yang tercatat anjlok hingga 2,5% month-to-month (MtM) sepanjang 1-25 April ke 1,16 juta ton, berdasarkan data survei dari SGS Malaysia. Padahal, sepanjang bulan Maret ekspor tercatat tumbuh sebesar 21,6% MoM.
Di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat masih melimpah, mencapai 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, di mana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
Sebagai catatan, produksi CPO Malaysia pada bulan Maret lalu juga tercatat kuat di level 1,57 juta ton, atau meningkat 17,16% MtM. Angka itu merupakan rekor terkuat sejak tahun 2000.
(RHG/RHG) Next Article Permintaan China Melemah, Harga Karet Amblas
![]() |
Dengan pelemahan hari ini, harga karet sudah terkoreksi selama 3 hari berturut-turut. Pada perdagangan kemarin, harga karet ditutup melemah sebesar 0,44%. Padahal, harga karet sempat melaju kencang pada pekan lalu, menyusul loyonya yen. Dalam sepekan hingga 20 April 2018, harga karet tercatat menguat 3,09%.
Penurunan permintaan dari Negeri Tirai Bambu tersebut dilakukan untuk penyesuaian stok, seiring dengan meningkatnya produksi domestik. Pasalnya, stok karet alami yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange meningkat 446.667 ton pekan lalu, tertinggi sejak November 2017.
Dari komoditas agrikultur unggulan Indonesia lainnya, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Juli 2018 di bursa derivatif Malaysia, ditutup melemah 0,33% di MYR2.389/ton pada penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Harga CPO masih berada dalam posisi tertekan, seiring India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Menurunnya permintaan CPO terefleksikan pada data ekspor CPO Malaysia yang tercatat anjlok hingga 2,5% month-to-month (MtM) sepanjang 1-25 April ke 1,16 juta ton, berdasarkan data survei dari SGS Malaysia. Padahal, sepanjang bulan Maret ekspor tercatat tumbuh sebesar 21,6% MoM.
Di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat masih melimpah, mencapai 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, di mana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
Sebagai catatan, produksi CPO Malaysia pada bulan Maret lalu juga tercatat kuat di level 1,57 juta ton, atau meningkat 17,16% MtM. Angka itu merupakan rekor terkuat sejak tahun 2000.
(RHG/RHG) Next Article Permintaan China Melemah, Harga Karet Amblas
Most Popular