
Permintaan China Melemah, Harga Karet Amblas
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
26 April 2018 12:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet bergerak melemah hari ini didorong oleh ekspektasi permintaan dari China yang menurun. Hingga pukul 11.45 WIB hari ini, harga karet kontrak pengiriman Oktober 2018 di Tokyo Commodity Exchange (TOCOM) tercatat melemah 0,66% ke JPY179,6/kg.
Pelemahan hari ini melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin, di mana harga karet ditutup melemah sebesar 0,05%. Padahal, harga karet sempat melaju kencang pada pekan lalu, menyusul loyonya Jepang Yen. Dalam sepekan hingga tanggal 20 April 2018, harga karet tercatat menguat 3,09%.
Seperti diketahui, pergerakan harga karet biasanya berbanding terbalik dengan Jepang yen. Pelemahahan mata uang Negeri Sakura dapat memberikan angin segar bagi karet, seiring adanya potensi peningkatan permintaan dari pembeli.
Namun, sentimen negatif datang dalam dua hari terakhir, tepatnya dari China. Impor karet alami Negeri Tirai Bambu secara year to date (YTD) hingga tanggal 24 April 2018 tercatat hanya sebesar 560.000 ton, atau menurun 26,6% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan permintaan dari China tersebut dilakukan untuk penyesuaian stok, seiring dengan meningkatnya produksi domestik.
Dari komoditas agrikultur unggulan Indonesia lainnya, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Juli 2018 di bursa derivatif Malaysia, ditutup flat di MYR2.397/ton pada penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO masih berada dalam posisi tertekan, seiring India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Menurunnya permintaan CPO terefleksikan pada data ekspor CPO Malaysia yang tercatat anjlok hingga 1,8% MoM sepanjang 1-20 April. Padahal, sepanjang bulan Maret ekspor tercatat tumbuh sebesar 21,6% MoM.
Padahal, di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat masih melimpah, mencapai 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
(hps) Next Article Permintaan Lesu, Harga Karet dan CPO Kompak Melemah
![]() |
Pelemahan hari ini melanjutkan koreksi pada perdagangan kemarin, di mana harga karet ditutup melemah sebesar 0,05%. Padahal, harga karet sempat melaju kencang pada pekan lalu, menyusul loyonya Jepang Yen. Dalam sepekan hingga tanggal 20 April 2018, harga karet tercatat menguat 3,09%.
Seperti diketahui, pergerakan harga karet biasanya berbanding terbalik dengan Jepang yen. Pelemahahan mata uang Negeri Sakura dapat memberikan angin segar bagi karet, seiring adanya potensi peningkatan permintaan dari pembeli.
Namun, sentimen negatif datang dalam dua hari terakhir, tepatnya dari China. Impor karet alami Negeri Tirai Bambu secara year to date (YTD) hingga tanggal 24 April 2018 tercatat hanya sebesar 560.000 ton, atau menurun 26,6% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan permintaan dari China tersebut dilakukan untuk penyesuaian stok, seiring dengan meningkatnya produksi domestik.
Harga CPO masih berada dalam posisi tertekan, seiring India, yang menjadi salah satu negara pengimpor CPO terbesar, menaikkan tarif impor dari semula 30% menjadi 44%. Sebagai tambahan, Negeri Bollywood juga menaikkan tarif impor produk minyak sawit dari semula 40% menjadi 54%.
Menurunnya permintaan CPO terefleksikan pada data ekspor CPO Malaysia yang tercatat anjlok hingga 1,8% MoM sepanjang 1-20 April. Padahal, sepanjang bulan Maret ekspor tercatat tumbuh sebesar 21,6% MoM.
Padahal, di sisi lain, stok minyak kelapa sawit Malaysia tercatat masih melimpah, mencapai 2,32 juta ton pada bulan Maret. Meskipun turun sebesar 6,45% dari bulan sebelumnya, angka tersebut masih di atas konsensus yang dihimpun Reuters, dimana stok minyak kelapa sawit diprediksikan anjlok 8,6% ke 2,27 juta ton.
(hps) Next Article Permintaan Lesu, Harga Karet dan CPO Kompak Melemah
Most Popular