
Karet & CPO, Komoditas Utama RI yang Tengah Dihantam Parah
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
26 November 2018 14:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Komoditas utama Indonesia tengah dihantam habis-habisan. Harga karet anjlok, begitu juga dengan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang turun tajam.
Melihat ini, Presiden Joko Widodo juga langsung merespons dengan mengatakan pemerintah sudah mengambil langkah penyelamatan harga.
Seperti diketahui, harga karet sepanjang 2018 (year-to-date/YTD) sudah turun parah sekitar 25%, berdasarkan data Tokyo Commodity Exchange. Pada pukul 14.39 WIB, harga karet JPY 155,2/kg.
Sementara itu, harga CPO per hari ini pukul 14.39 WIB berada di level MYR 2.026/ton atau merosot 20% sepanjang 2018 (YTD).
Indonesia sendiri adalah produsen karet alam nomor dua terbesar di dunia setelah Thailand. Lebih dari itu, RI merupakan penghasil CPO terbesar di dunia dan bersaing dengan Malaysia.
Jokowi menyatakan Indonesia memiliki lahan sawit seluas 13 juta hektare yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Jawa. Lahan seluas itu dapat memproduksi hingga 42 juta ton per tahun.
"Bayangkan 42 juta ton. itu kalau dinaikkan truk berarti kurang lebih 10 juta truk angkut itu, ya untuk bayangan betapa gede sekali jumlah ini. Kita sekarang ini bersaing dengan Malaysia bersaing dengan Thailand, tapi kita tetap yang terbesar," ungkap Presiden.
Adapun yang bisa dilakukan Indonesia saat ini adalah bagaimana melakukan penyelamatan harga dengan usaha sendiri, karena memang pemerintah akan sulit mengendalikan harga di level global.
Usaha-usaha sendiri itu, seperti yang ditetapkan Jokowi, yakni meningkatkan konsumsi karet alam dan CPO di dalam negeri.
Jokowi akan membeli karet dari kebun rakyat untuk digunakan sebagai pengaspalan jalan.
Sementara untuk CPO, Jokowi sudah menetapkan program B20 atau kewajiban menggunakan biodiesel dengan bauran 20% minyak sawit.
"Harga kelapa sawit otomatis akan naik karena diserap oleh permintaan dalam negeri," jelas Jokowi.
(ray/dru) Next Article Begini Ramalan Buruk Soal Batu Bara & Sawit RI
Melihat ini, Presiden Joko Widodo juga langsung merespons dengan mengatakan pemerintah sudah mengambil langkah penyelamatan harga.
Seperti diketahui, harga karet sepanjang 2018 (year-to-date/YTD) sudah turun parah sekitar 25%, berdasarkan data Tokyo Commodity Exchange. Pada pukul 14.39 WIB, harga karet JPY 155,2/kg.
Indonesia sendiri adalah produsen karet alam nomor dua terbesar di dunia setelah Thailand. Lebih dari itu, RI merupakan penghasil CPO terbesar di dunia dan bersaing dengan Malaysia.
"Bayangkan 42 juta ton. itu kalau dinaikkan truk berarti kurang lebih 10 juta truk angkut itu, ya untuk bayangan betapa gede sekali jumlah ini. Kita sekarang ini bersaing dengan Malaysia bersaing dengan Thailand, tapi kita tetap yang terbesar," ungkap Presiden.
Adapun yang bisa dilakukan Indonesia saat ini adalah bagaimana melakukan penyelamatan harga dengan usaha sendiri, karena memang pemerintah akan sulit mengendalikan harga di level global.
Usaha-usaha sendiri itu, seperti yang ditetapkan Jokowi, yakni meningkatkan konsumsi karet alam dan CPO di dalam negeri.
Jokowi akan membeli karet dari kebun rakyat untuk digunakan sebagai pengaspalan jalan.
"Harga kelapa sawit otomatis akan naik karena diserap oleh permintaan dalam negeri," jelas Jokowi.
(ray/dru) Next Article Begini Ramalan Buruk Soal Batu Bara & Sawit RI
Most Popular