Jokowi Buka-bukaan Soal Sulitnya Harga CPO Naik

Arys Aditya, CNBC Indonesia
26 November 2018 10:06
PHK mengintai industri CPO RI.
Foto: Ilustrasi sawit (REUTERS / Samsul Said / File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di RI tengah tertekan hebat. Akumulasi dari lesunya permintaan ekspor, stok menumpuk, harga turun, membuat risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) mengintai di depan mata.

Presiden Joko Widodo pun ikut berkomentar mengenai melemahnya harga sawit.

Dia mengatakan memang tidak mudah menyelesaikan penurunan harga sawit karena menyangkut produksi dalam jumlah besar.

"Pembeli besar kita itu Uni Eropa, yang kedua India yang gede-gede, yang ketiga China Tiongkok pembeli terbesar kita. Yang lainnya belinya yang kecil-kecil aja. Inilah problem yang ingin saya sampaikan apa adanya," ujar Jokowi melalui siaran pers.

Hal itu ia sampaikan dalam Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019, di Palembang, Minggu (25/11/2018) sore.

Foto: Ilustrasi sawit (REUTERS / Samsul Said / File Photo)


Kepala Negara mengemukakan pemerintah sudah melakukan berbagai langkah untuk mendongkrak harga sawit, dan karet, yang dalam beberapa tahun ini mengalami kemerosotan.

Jokowi mengatakan pemerintah sudah mengirim tim ke Uni Eropa dan berbagai negara terkait isu sawit ini.

"Tapi sebetulnya ini urusan bisnis, urusan jualan mereka, juga jualan yang namanya minyak bunga matahari. Kita jualan minyak kelapa sawit, sehingga masuk ke sana sekarang mulai dihambat-hambat," kata Jokowi.


Menurut Presiden, awal tahun yang lalu dirinya juga ketemu Perdana Menteri China untuk meminta agar negara itu membeli minyak sawit lebih banyak dari sekarang.

"Saya minta tambahan, saya to the point saja saya ngomong ya minta agar produksi disini bisa diserap sehingga harganya bisa naik. Ada tambahan 500.000 ton, banyak sekali," ujarnya.

Namun, tuturnya, penambahan itu ternyata juga belum memengaruhi harga pasar secara baik. Presiden mengingatkan kebun kelapa sawit di seluruh Indonesia ini sudah berada pada posisi yang sangat besar sekali, nomor satu di dunia.


Kebun kelapa sawit di Indonesia, berdasarkan catatannya, memiliki luas 13 juta hektare, baik yang ada di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan sedikit di Jawa, dengan produksi 42 juta ton per tahun.

"Bayangkan 42 juta ton. itu kalau dinaikkan truk berarti kurang lebih 10 juta truk angkut itu, ya untuk bayangan betapa gede sekali jumlah ini. Kita sekarang ini bersaing dengan Malaysia bersaing dengan Thailand, tapi kita tetap yang terbesar," ungkap Presiden.

Untuk itu, ia mengatakan pemerintah telah menerapkan kebijakan B20. Jokowi menyebut, apabila berhasil, kebijakan ini akan mengurangi impor BBM Indonesia sekaligus mendongkrak harga minyak kelapa sawit.


Namun ia mengingatkan, dampak kebijakan ini membutuhkan waktu kurang lebih setahun sejak diimplementasikan pada tiga bulan yang lalu.

"Harga kelapa sawit otomatis akan naik karena diserap oleh permintaan dalam negeri."


(ray/ray) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular