
Jualan Nikel Naik, Vale Indonesia Untung Rp 95,03 M Kuartal I
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
25 April 2018 21:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kuartal I-2018 tercatat cukup baik dengan berhasil membukukan laba bersih pada 2018 senilai US$ 6,84 juta setara Rp 95,03 miliar. Padahal pada 2017 perusahaan sempat merugi sebesar US$ 6,16 juta.
Kenaikan laba, seiring dengan kenaikan pendapatan perusahaan pada 2018 sebesar US$ 170,45 juta atau setara Rp 2,3 triliun. Jumlah tersebut naik 18,42% dibandingkan pendapatan pada 2017 sebesar US$ 143,95 juta setara Rp 2 triliun.
Kenaikan pendapatan sepanjang 2018 ditopang kenaikan penjualan kepada Vale Canada Limited sebesar US$ 136,34 juta yang naik 18,40% dibandingkan angka penjualan pada 2017 sebesar Rp 115,15 juta. Selain itu penjualan nikel ke perusahaan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd naik 18,47% menjadi US$ 34,11 juta dibandingkan pada 2017 sebesar US$ 28,79 juta.
"Dengan gembira kami melaporkan pencapaian kinerja yang menguntungkan untuk triwulan pertama tahun 2018 yang didukung oleh harga penjualan yang lebih tinggi. Namun, dengan mempertimbangkan volatilitas harga nikel di pasar, kami tetap fokus pada optimalisasi kapasitas produksi kami, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya," kata Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Perseroan, dalam siaran pers yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan rincian, laporan keuangan pada 2018 beban pokok pendapatan perusahaan naik US$ 154, 19 juta dibandingkan pada 2017 sebesar US$ 146,39 juta. Sepanjang 2018, perusahaan juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar US$ 2,83 juta atau naik 7,30% dan beban lainnya naik 134,72% menjadi US$ 3,27 juta.
"Peningkatan beban terutama oleh biaya bahan bakar dan batubara yang lebih tinggi. Harga bahan bakar dan batubara meningkat masing-masing sebesar 10% dan 7%, dalam basis biaya per unit. Kedua barang konsumsi ini merupakan komponen biaya terbesar Vale," tambah Nico.
Liabilitas perusahaan pada 2018, turun 9,32% menjadi US$ 331,43 juta (setara Rp 4,6 triliun) dibandingkan tingkat liabilitas tahun lalu sebesar US$ 365,19 ( setara Rp 5,1 triliun). Asset perusahaan juga turun pada kuartal-I 2018, sebesar US$ 2,16 miliar ( setara Rp 30 triliun) dibandingkan aset pada 2017 sebesar US$ 2,18 miliar ( setara Rp 30,39 triliun).
PT Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT Inco), perusahaan kami mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968.
(hps) Next Article Laba Tahunan Bank Dinar 2017 Turun 22,94%
Kenaikan laba, seiring dengan kenaikan pendapatan perusahaan pada 2018 sebesar US$ 170,45 juta atau setara Rp 2,3 triliun. Jumlah tersebut naik 18,42% dibandingkan pendapatan pada 2017 sebesar US$ 143,95 juta setara Rp 2 triliun.
Kenaikan pendapatan sepanjang 2018 ditopang kenaikan penjualan kepada Vale Canada Limited sebesar US$ 136,34 juta yang naik 18,40% dibandingkan angka penjualan pada 2017 sebesar Rp 115,15 juta. Selain itu penjualan nikel ke perusahaan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd naik 18,47% menjadi US$ 34,11 juta dibandingkan pada 2017 sebesar US$ 28,79 juta.
Berdasarkan rincian, laporan keuangan pada 2018 beban pokok pendapatan perusahaan naik US$ 154, 19 juta dibandingkan pada 2017 sebesar US$ 146,39 juta. Sepanjang 2018, perusahaan juga mencatatkan kenaikan beban usaha sebesar US$ 2,83 juta atau naik 7,30% dan beban lainnya naik 134,72% menjadi US$ 3,27 juta.
"Peningkatan beban terutama oleh biaya bahan bakar dan batubara yang lebih tinggi. Harga bahan bakar dan batubara meningkat masing-masing sebesar 10% dan 7%, dalam basis biaya per unit. Kedua barang konsumsi ini merupakan komponen biaya terbesar Vale," tambah Nico.
Liabilitas perusahaan pada 2018, turun 9,32% menjadi US$ 331,43 juta (setara Rp 4,6 triliun) dibandingkan tingkat liabilitas tahun lalu sebesar US$ 365,19 ( setara Rp 5,1 triliun). Asset perusahaan juga turun pada kuartal-I 2018, sebesar US$ 2,16 miliar ( setara Rp 30 triliun) dibandingkan aset pada 2017 sebesar US$ 2,18 miliar ( setara Rp 30,39 triliun).
PT Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah perusahaan pertambangan global yang berkantor pusat di Brasil. sebelumnya bernama PT International Nickel Indonesia Tbk. (PT Inco), perusahaan kami mengoperasikan tambang nikel open pit dan pabrik pengolahan di Sorowako, Sulawesi, sejak tahun 1968.
(hps) Next Article Laba Tahunan Bank Dinar 2017 Turun 22,94%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular