
Didorong Data Inflasi, Dolar Australia Menguat Lawan Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
24 April 2018 12:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Australia bergerak melemah pada siang ini. Penguatan dolar Australia didorong oleh rilis data inflasi.
Pada Selasa (24/04/2018) pukul 12:00 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.570,82. Rupiah melemah 0,08% dari penutupan hari sebelumnya.
Sementara harga jual dolar Australia di perbankan nasional juga ikut naik menembus angka Rp 10.700. Berikut harga jual dolar Australia di beberapa bank hingga pukul 12:00 WIB:
Australian Bureau of Statistics (ABS) merilis data terbaru mengenai tingkat inflasi Maret 2018. Dalam data tersebut, tingkat inflasi di Australia pada periode tersebut tercatat 0,4%.
Laju inflasi didorong oleh kenaikan harga di beberapa sektor. Sektor pendidikan menyumbang kenaikan paling tinggi dengan inflasi mencapai 2,6%. Selanjutnya diikuti oleh sektor kesehatan (2,2%).
Secara tahun kalender, inflasi Australia sepanjang Januari-Maret adalah 1,9%. Angka tersebut masih di bawah target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yaitu di kisaran 2-3%. Namun dengan melihat kondisi inflasi saat ini, besar kemungkinan pada akhir tahun ini bisa lebih tinggi dari yang diproyeksikan RBA.
Jika kondisi tersebut terjadi, maka RBA akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Sejak September 2016, RBA belum lagi menaikkan suku bunga acuan yang sebesar 1,50%. Sentimen ini yang mendorong penguatan dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Pada Selasa (24/04/2018) pukul 12:00 WIB, AUD 1 dibanderol Rp 10.570,82. Rupiah melemah 0,08% dari penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.347,00 | Rp 10.704,00 |
Bank BNI | Rp 10.422,00 | Rp 10.712,00 |
Bank BRI | Rp 10.493,18 | Rp 10.654,64 |
Bank BCA | Rp 10.428,00 | Rp 10.722,00 |
Australian Bureau of Statistics (ABS) merilis data terbaru mengenai tingkat inflasi Maret 2018. Dalam data tersebut, tingkat inflasi di Australia pada periode tersebut tercatat 0,4%.
Laju inflasi didorong oleh kenaikan harga di beberapa sektor. Sektor pendidikan menyumbang kenaikan paling tinggi dengan inflasi mencapai 2,6%. Selanjutnya diikuti oleh sektor kesehatan (2,2%).
Secara tahun kalender, inflasi Australia sepanjang Januari-Maret adalah 1,9%. Angka tersebut masih di bawah target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yaitu di kisaran 2-3%. Namun dengan melihat kondisi inflasi saat ini, besar kemungkinan pada akhir tahun ini bisa lebih tinggi dari yang diproyeksikan RBA.
Jika kondisi tersebut terjadi, maka RBA akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya. Sejak September 2016, RBA belum lagi menaikkan suku bunga acuan yang sebesar 1,50%. Sentimen ini yang mendorong penguatan dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Tipis 0,07% Lawan Dolar Australia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular