
Fokus Investor
DILD dan GIAA Terbitkan Obligasi, Direksi Beli Saham BBCA
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
23 April 2018 08:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi korporasi pekan kemarin kembali menggerakkan pasar saham dalam negeri. Beberapa aksi korporasi yang terjadi meliputi pembelian saham perusahaan oleh direksi, penerbitan obligasi, dan alokasi anggaran belanja modal (capital expenditure/ capex).
Berikut adalah rangkuman aksi korporasi emiten yang terjadi pekan lalu.
1. PT Intiland Development Tbk Anggarkan Capex dan Terbitkan Obligasi
Perusahaan properti PT Intiland Developmetnt Tbk (DILD) mengalokasikan capex senilai Rp 2 triliun tahun ini untuk modal kerja dan penyelesaian beberapa proyek, khususnya pembangunan high rise building.
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya akan meluncurkan empat proyek baru yang terdiri dari dua proyek di Jakarta dan dua proyek di Surabaya.
Selain menganggarkan capex dalam jumlah yang tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, DILD juga berencana akan menerbitkan obligasi global (global bonds) senilai US$250 juta atau setara Rp 3,37 triliun. Obligasi itu rencananya akan diterbitkan dalam kurun waktu dua tahun ke depan untuk membayar beberapa utang perusahaan.
2. Direksi PT Bank Central Asia Tbk Borong Saham Perusahaanya.
Jajaran direksi PT Central Asia Tbk (BBCA) memborong saham perusahaannya pada perdagangan Rabu (11/04/2018). Total transaksi dalam prosedur itu mencapai Rp 17,63 miliar.
Seluruh transaksi dilakukan oleh 10 jajaran direksi BBCA dengan volume transaksi 776. 345 unit saham senilai Rp 22.774,5 per saham. Pada perdagangan Selasa (10/0/2018), saham BBCA ditutup di harga Rp 23.300 per sahamnya. Namun, saham perusahaan bergerak naik dan ditutup di harga Rp 23.325 per sahamnya hari Rabu.
3. Bayar Utang, PT Garuda Indonesia Tbk Terbitkan Obligasi.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menerbitkan global bonds senilai US$750 juta atau setara dengan Rp 10,12 triliun. Obligasi tersebut akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dana hasil obligasi akan digunakan untuk membiayai utang-utang perusahaan (refinancing) sekaligus menambah modal kerja.
Global bonds GIAA, akan ditawarkan di wilayah Asia Timur, Timur Tengah, dan Eropa. Dalam penerbitan obligasi, GIAA menunjuk beberapa pihak selaku joint lead manager, antara lain Australia and New Zealand Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UF J ( BTMU), dan Deutsche Bank serta Standard Charter Bank.
4. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Anggarkan Capex dan Rombak Direksi.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), menargetkan pertumbuhan pendapatan 2018 sebesar 7% tahun ini dan berharap akan dapat mencetak laba. Dorongan pendapatan ini diharapkan bisa didapat dari peningkatan kontribusi anak usahanya.
Untuk mendukung kinerja anak-anak usaha, perseroan menyiapkan belanja modal senilai US$ 555,77 juta (Rp 7,50 triliun). Dana ini akan digunakan perusahaan untuk revitalisasi pabrik, pengembangan pabrik baja HSM 2, penyertaan saham ke anak usaha, dan kebutuhan investasi induk usahanya.
KRAS membukukan kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$81,74 juta (Rp 1,10 triliun, kurs Rp 13.500) tahun lalu padahal pendapatan perusahaan mengalami peningkatan menjadi US$1,44 miliar.
Selain menargetkan pertumbuhan pendapatan, KRAS juga merombak jajaran direksinya berdasarkan keputusah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Berikut daftar komisaris dan direksi baru perusahaan yang disahkan pekan lalu.
Jajaran direksi:
* Direktur Utama: Mas Wigriantoro Roes Setiyadi
* Direktur Keuangan: Tardi
* Direktur SDM: Rahmad Hidayat
* Direktur Logistik & Pengembangan Usaha: Ogi Rulino
* Direktur Produksi & Teknologi: Wisnu Kuncoro
* Direktur Pemasaran: Purwono Widodo
Jajaran komisaris:
* Komisaris Utama: I Gusti Putu Suryawirawan
* Komisaris: Ridwan Djamalluddin
* Komisaris: Nanang Pamuji Mugasejati
* Komisaris: Dadang Kurnia
* Komisaris Independen: Roy E. Maningkas
* Komisaris Independen: Nana Rohana
(prm) Next Article Intiland Kejar Marketing Sale Rp 2,5 T
Berikut adalah rangkuman aksi korporasi emiten yang terjadi pekan lalu.
1. PT Intiland Development Tbk Anggarkan Capex dan Terbitkan Obligasi
Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Noto Pradono mengatakan pihaknya akan meluncurkan empat proyek baru yang terdiri dari dua proyek di Jakarta dan dua proyek di Surabaya.
Selain menganggarkan capex dalam jumlah yang tidak berbeda jauh dengan tahun lalu, DILD juga berencana akan menerbitkan obligasi global (global bonds) senilai US$250 juta atau setara Rp 3,37 triliun. Obligasi itu rencananya akan diterbitkan dalam kurun waktu dua tahun ke depan untuk membayar beberapa utang perusahaan.
2. Direksi PT Bank Central Asia Tbk Borong Saham Perusahaanya.
Jajaran direksi PT Central Asia Tbk (BBCA) memborong saham perusahaannya pada perdagangan Rabu (11/04/2018). Total transaksi dalam prosedur itu mencapai Rp 17,63 miliar.
Seluruh transaksi dilakukan oleh 10 jajaran direksi BBCA dengan volume transaksi 776. 345 unit saham senilai Rp 22.774,5 per saham. Pada perdagangan Selasa (10/0/2018), saham BBCA ditutup di harga Rp 23.300 per sahamnya. Namun, saham perusahaan bergerak naik dan ditutup di harga Rp 23.325 per sahamnya hari Rabu.
3. Bayar Utang, PT Garuda Indonesia Tbk Terbitkan Obligasi.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), menerbitkan global bonds senilai US$750 juta atau setara dengan Rp 10,12 triliun. Obligasi tersebut akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dana hasil obligasi akan digunakan untuk membiayai utang-utang perusahaan (refinancing) sekaligus menambah modal kerja.
Global bonds GIAA, akan ditawarkan di wilayah Asia Timur, Timur Tengah, dan Eropa. Dalam penerbitan obligasi, GIAA menunjuk beberapa pihak selaku joint lead manager, antara lain Australia and New Zealand Group (ANZ), Bank of Tokyo Mitsubishi UF J ( BTMU), dan Deutsche Bank serta Standard Charter Bank.
4. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Anggarkan Capex dan Rombak Direksi.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), menargetkan pertumbuhan pendapatan 2018 sebesar 7% tahun ini dan berharap akan dapat mencetak laba. Dorongan pendapatan ini diharapkan bisa didapat dari peningkatan kontribusi anak usahanya.
Untuk mendukung kinerja anak-anak usaha, perseroan menyiapkan belanja modal senilai US$ 555,77 juta (Rp 7,50 triliun). Dana ini akan digunakan perusahaan untuk revitalisasi pabrik, pengembangan pabrik baja HSM 2, penyertaan saham ke anak usaha, dan kebutuhan investasi induk usahanya.
KRAS membukukan kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan masih mencatatkan rugi bersih sebesar US$81,74 juta (Rp 1,10 triliun, kurs Rp 13.500) tahun lalu padahal pendapatan perusahaan mengalami peningkatan menjadi US$1,44 miliar.
Selain menargetkan pertumbuhan pendapatan, KRAS juga merombak jajaran direksinya berdasarkan keputusah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Berikut daftar komisaris dan direksi baru perusahaan yang disahkan pekan lalu.
Jajaran direksi:
* Direktur Utama: Mas Wigriantoro Roes Setiyadi
* Direktur Keuangan: Tardi
* Direktur SDM: Rahmad Hidayat
* Direktur Logistik & Pengembangan Usaha: Ogi Rulino
* Direktur Produksi & Teknologi: Wisnu Kuncoro
* Direktur Pemasaran: Purwono Widodo
Jajaran komisaris:
* Komisaris Utama: I Gusti Putu Suryawirawan
* Komisaris: Ridwan Djamalluddin
* Komisaris: Nanang Pamuji Mugasejati
* Komisaris: Dadang Kurnia
* Komisaris Independen: Roy E. Maningkas
* Komisaris Independen: Nana Rohana
(prm) Next Article Intiland Kejar Marketing Sale Rp 2,5 T
Most Popular