Sentimen Eksternal Mulai Surut, IHSG akan Waspadai Rupiah

Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
23 April 2018 07:20
Faktor eksternal sudah tidak terlalu kuat mempengaruhi perdagangan saham domestik, tetapi sentimen internal tampaknya perlahan mulai jadi perhatian investor.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa saham domestik pada perdagangan pekan lalu lebih baik dibandingkan pekan sebelumnya, meskipun pada perdagangan hari terakhir ditutup pada zona merah. Faktor eksternal sudah tidak terlalu kuat mempengaruhi perdagangan saham domestik, tetapi sentimen internal tampaknya perlahan mulai jadi perhatian investor.

Perang dagang dan perang Suriah perlahan mulai reda, meskipun kedua sentimen tersebut masih laten mempengaruhi perdagangan saham, baik domestik maupun global. Terakhir, tepatnya pekan lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) memulai perang baru dengan menyerang organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dengan mengatakan perkumpulan tersebut sengaja membuat harga minyak tinggi.


Sontak pernyataan Trump tersebut membuat pasar komoditas, khususnya minyak, merespons pernyataan tersebut. Dampaknya, harga minyak sempat mengalami tekanan pada perdagangan pekan lalu.

Dari dalam negeri, pelemahan nilai tukar rupiah tampaknya sedang menjadi perhatian investor domestik. Pada akhir pekan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi katalis yang menekan pasar saham domestik.

Kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan juga sempat menjadi perhatian investor.

Secara keseluruhan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu mampu sedikit bergerak naik 1,07% secara mingguan menjadi 6.337,69 poin dari 6.270,32 poin. Sektor yang mendorong penguatan IHSG yang paling besar kenaikkannya adalah industri dasar sebesai 2,87% dan indeks sektor pertambangan yang naik 2,47%.

Semua sektor mengalami penguatan selama pekan lalu. Berikut ini tabel kinerja sektoral sepanjang pekan lalu.
Foto: CNBC Indonesia/IDX
Rerata frekuensi transaksi harian saham di BEI selama pekan lalu juga meningkat 3,50% menjadi 397,17 ribu kali transaksi dari 383,71 ribu kali transaksi. Namun rerata nilai transaksi harian saham di BEI sepanjang pekan lalu mengalami perubahan 5,65% menjadi Rp 6,51 triliun dari Rp 6,90 triliun pada pekan lalu, dan rerata volume transaksi harian saham di BEI pekan lalu juga turun 6,68% menjadi 8,66 miliar unit saham dari 9,28 miliar unit saham sepekan sebelumnya.

Namun kenaikan IHSG tersebut malah dimanfaatkan investor asing untuk ambil untung. Dalam kurun waktu lima hari, investor asing melakukan jual bersih Rp 1,52 triliun. Sepanjang 2018 investor asing sudah melakukan jual bersih senilai Rp 28 triliun.

Sementara itu, saham-saham yang ditransaksikan dengan nilai tertinggi sepanjang pekan lalu, diantaranya saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 1,94 trilun, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,80 triliun dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 1,34 triliun.

Selengkapnya 10 saham dengan nilai transaksi paling tingggi terlampir di bawah ini.
Foto: CNBC Indonesia/IDX
Selain itu, saham-saham lapis kedua tampak naik signifikan selama sepakan lalu. Saham-saham tersebut antara lain, saham PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) yang naik 142,40%, saham PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) naik 56,67% dan saham PT Indomobil Sukse Internasional Tbk (IMAS) naik 41,43%.

Berikut ini daftar 10 saham dengan kenaikan paling tinggi sepanjang pekan lalu.
Foto: CNBC Indonesia/IDX

(hps/hps) Next Article Dibuka Melemah 0,03%, IHSG Kini Menguat 0,05%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular