Rupiah Terombang-ambing Bikin IHSG Masuk Angin

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 May 2018 07:19
Investor tampaknya masih belum percaya diri terhadap situasi ekonomi global secara umum.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada pekan lalu masih terseret ke zona merah yang dipicu sentimen negatif dari dalam dan luar negeri. Investor tampaknya masih belum percaya diri terhadap situasi ekonomi global secara umum.

Kunci utama sebenarnya adalah sinyal pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menimbulkan ekspektai inflasi di negara tersebut. Runutan selanjutnya, yaitu spekulasi terhadap penyesuaian suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Pekan lalu, The Fed dalam pertemuan rutinnya, memang belum menaikkan Fed Fund Rate (FFR). Meskipun sempat muncul spekulasi di pasar akan ada kenaikan FFR, tapi ternyata tidak.

Dalam situasi yang penuh spekulasi tersebut mendorong pemodal-pemodal global untuk bermain aman di tengah kemungkinan timbulnya optimisme berlebihan di pasar keuangan terhadap pemulihan ekonomi AS dan global secara keseluruhan.

Inilah yang menjadi pemicu mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya termasuk rupiah. Meskipun depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bukanlah yang terburuk di antara mata uang negara emerging market lainnya, tapi investor seperti ingin keluar dulu dari pasar emerging setelah menunggu selama 10 tahun sejak krisis ekonomi AS 2008.

Sudah Anjlok 8,86%

Inilah yang menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 2,14% dalam sepekan menjadi 5.792,34 dari 5.919,24. Secara akumulatif year to date, IHGS tercatat sudah terkoreksi 8,86%.

Pekan lalu, indeks sektor agrikultur yang tercatat sebagai sektor paling dalam turun sebesar 5,53%. Satu-satunya sektor dengan kinerja positif pekan lalu adalah sektor aneka industri.
Rupiah Terombang Ambing Bikin IHSG Masuk AnginFoto: CNBC Indonesia/IDX
Seperti sempat disinggung di atas, investor asing keluar pasar saham domestik pekan lalu, dengan nilai akumulasi jual bersih Rp 2,69 triliun. Artinya duit investor asing yang sudah keluar dari awal tahun hingga akhir pekan lalu mencapai Rp 36,01 triliun.

Rerata nilai transaksi harian pekan lalu turun 22,45% menjadi Rp6,61 triliun dari Rp 8,52 triliun pada pekan sebelumnya. Rerata volume transaksi turun 34,49% menjadi 6,45 miliar unit saham dari 9,85 miliar unit saham sepekan sebelumnya. Dan rerata frekuensi transaksi saham turun 18,25% menjadi 326,81 ribu kali transaksi dari 399.78 ribu kali transaksi.

Nilai kapitalisasi pasar turun 1,97% menjadi Rp 6.448,00 triliun dari Rp 6.577,52 triliun pada posisi akhir pekan sebelumnya.


Saham-saham yang ditransaksikan dengan nilai paling besar selama sepekan, diantaranya saham BBCA senilai Rp 4,57 triliun. Saham BBRI ditransaksikan dengan nilai Rp 2 triliun dan saham BMRI senilai Rp 1,89 triliun.
Rupiah Terombang Ambing Bikin IHSG Masuk AnginFoto: CNBC Indonesia/IDX
Sementara itu, saham-saham yang naik tinggi pekan lalu diantaranya, saham DFAM yang naik 155,38%, baru IPO dua pekan lalu. Saham INDR naik 95,02% dan saham DUTI yang naik 36,60%.

Rupiah Terombang Ambing Bikin IHSG Masuk AnginFoto: CNBC Indonesia/IDX

(prm) Next Article Tembus Level 6.200, IHSG Berhasil Menguat Sepekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular