Selama Tidak Ada Sentimen Positif, Rupiah Bakal Terus Rentan

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 April 2018 15:39
Belum adanya berita positif dari dalam negeri membuat rupiah sulit menguat signifikan.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Center of Reform on Economics (CORE) menyebut, mustahil bagi rupiah untuk menunjukan keperkasaannya apabila tidak ada sentimen positif di pasar. Hal ini, menjadi tugas Bank Indonesia (BI) dan pemerintah untuk meyakinkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.

"Selama belum ada berita yang meningkatkan sentimen positif di pasar, nilai tukar rupiah akan tetap fragile. Tugas BI dan pemerintah untuk menjaga keyakinan, setidaknya jangan sampai terjadi kepanikan," Direktur Riset CORE Piter Abdullah kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (21/4/2018).

pada pukul 19.48 WIB, Jumat (20/4/2018) data Reuters menunjukkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai level tertingginya, Rp 13.929/US$. Beberapa saat kemudian, level rupiah turun ke Rp 13.912/US$, dan akhirnya di pasar spot pada pukul 19.52 WIB berada di Rp 13.875/US$. 

Menurut Piter, tekanan yang membuat mata uang Garuda menembus level tertingginya disebabkan oleh faktor yang bervariasi, baik itu dari sisi eksternal maupun domestik. Ketidakpastian tersebut, membuat rupiah terombang-ambing.

Dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi AS yang memperkuat keyakinan ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi alasan. Belum lagi, ditambah dengan risiko ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dan risiko perang dagang antara negeri Paman Sam dan China.

"Di domestik, belum ada berita positif yang bisa menutup risiko global. Dari sisi supply demand valas, ada kebutuhan yang lebih tinggi untuk pembayaran utang yang lebih tinggi. Ini membuat investor wait and see," jelasnya.
(roy/roy) Next Article Modal Asing Banyak Masuk Jadi Obat Kuat Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular