
Investor Asing Tinggalkan Obligasi, Yield Bergerak Naik
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 April 2018 14:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor asing meninggalkan pasar obligasi negara, sehingga mendorong imbal hasil (yield) naik. Minimnya sentimen negatif membuat investor bergairah untuk bermain di instrumen berisiko.
Pada Rabu (18/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,631%. Naik dibandingkan kemarin yang sebesar 6,618%.
Yield sempat turun pada 13 April, kala Moody's Investors Service menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Namun sentimen positif tersebut hanya bertahan sehari, karena sejak awal pekan ini yield terus naik.
Selepas konflik Suriah mereda, hampir tidak ada sentimen besar yang bisa menggerakkan pasar. Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China memang kembali mengemuka, tetapi sepertinya belum terlalu menjadi perhatian pelaku pasar.
Akibatnya, investor pun cenderung risk off atau berani mengambil risiko. Instrumen rawan fluktuasi seperti saham menjadi pilihan, karena menjanjikan keuntungan yang lebih menarik ketimbang fixed income seperti obligasi.
Hal ini yang mungkin berada di benak investor asing hingga melepas kepemilikannya di SBN. Per 17 April, nilai kepemilikan asing di SBN adalah Rp 872,5 triliun. Turun dibandingkan akhir pekan lalu yang masih Rp 873,28 triliun.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang pasar obligasinya sedang tertekan. Di negara-negara tetangga pun yield obligasi bergerak naik. Bahkan kenaikan yield juga dirasakan oleh obligasi negara AS.
Hari ini, yield obligasi negara AS berada di 2,8414%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar 2,8140%.
Sepertinya risk appetite investor sedang tinggi sehingga lebih memilih instrumen seperti saham. Ini terlihat dari kenaikan berbagai indeks saham global.
Dalam perdagangan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street mencatat kinerja memuaskan. Dow Jones Industrial Average naik 0,87%, S&P 500 bertambah 1,07%, dan Nasdaq melonjak 1,74%.
Bursa saham Asia pun melaju di zona positif. Hingga pukul 14:00 WIB, Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) menguat 0,42%, Straits Times menguat 1,66%, Nikkei 225 bertambah 1,42%, Kospi plus 1,07%, dan Hang Seng positif 0,74%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Pada Rabu (18/4/2018), yield Surat Berharga Negara (SBN) seri acuan tenor 10 tahun berada di 6,631%. Naik dibandingkan kemarin yang sebesar 6,618%.
Yield sempat turun pada 13 April, kala Moody's Investors Service menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari Baa3 ke Baa2. Namun sentimen positif tersebut hanya bertahan sehari, karena sejak awal pekan ini yield terus naik.
![]() |
Akibatnya, investor pun cenderung risk off atau berani mengambil risiko. Instrumen rawan fluktuasi seperti saham menjadi pilihan, karena menjanjikan keuntungan yang lebih menarik ketimbang fixed income seperti obligasi.
Hal ini yang mungkin berada di benak investor asing hingga melepas kepemilikannya di SBN. Per 17 April, nilai kepemilikan asing di SBN adalah Rp 872,5 triliun. Turun dibandingkan akhir pekan lalu yang masih Rp 873,28 triliun.
![]() |
Hari ini, yield obligasi negara AS berada di 2,8414%. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebesar 2,8140%.
![]() |
Dalam perdagangan yang berakhir dini hari tadi waktu Indonesia, Wall Street mencatat kinerja memuaskan. Dow Jones Industrial Average naik 0,87%, S&P 500 bertambah 1,07%, dan Nasdaq melonjak 1,74%.
Bursa saham Asia pun melaju di zona positif. Hingga pukul 14:00 WIB, Indeks Harga Saham Gabunga (IHSG) menguat 0,42%, Straits Times menguat 1,66%, Nikkei 225 bertambah 1,42%, Kospi plus 1,07%, dan Hang Seng positif 0,74%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/hps) Next Article Takut Jakarta 'Digembok' Kayak Manila, Investor Lepas SBN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular