
Bara Suriah Mendingin, IHSG Dibuka Menguat 0,15%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 April 2018 09:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,15% ke level 6.279,63. Mendinginnya bara Suriah membuat pelaku pasar kembali memburu aset-aset beresiko; sebelumnya, mayoritas bursa saham utama di kawasan regional juga dibuka menguat. indeks Nikkei dibuka naik 0,3% ke level 21.843,55, indeks Kospi dibuka naik 0,45% ke level 2.466,04, indeks Strait Times dibuka naik 0,23% ke level 3.509,26, dan indeks Hang Seng dibuka naik 0,13% ke level 30.849,72.
Walaupun AS dan sekutunya (Prancis dan Inggris) telah resmi melancarkan serangan rudal guna memusnahkan fasilitas pembuatan senjata kimia yang digunakan dalam serangan beberapa waktu lalu, investor nampak percaya bahwa serangan tersebut merupakan 'one-time event' alias tak akan terulang lagi.
Apalagi, Presiden Rusia Vladimir Putin juga menegaskan bahwa kekacauan baru akan terjadi jika serangan susulan dari AS dan sekutunya berlanjut. "Presiden Putin menggarisbawahi bahwa bila tindakan yang melanggar peraturan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tersebut terus berlangsung, maka akan menyebabkan kekacauan di hubungan internasional," tegas pernyataan Kremlin, dikuitip dari Reuters.
Kemudian, tensi geopolitik dari semenanjung Korea juga kembali mencair, pasca Menteri Luar Negeri China (yang merupakan sekutu Korea Utara) dan Jepang bertemu untuk membahas program denuklirisasi dari negara pimpinan Kim Jong Un tersebut. Lantas, harapan pelaku pasar atas dihentikannya uji coba senjata nuklir yang sering membuat gempar pasar keuangan dunia kini sudah semakin nyata. Sebagai catatan, Korea Utara dan Selatan dijadwalkan mengadakan konferensi tidak lama lagi, disusul oleh potensi pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump.
Dari dalam negeri, investor kini menantikan rilis data ekspor-impor periode Maret. Pelaku pasar akan mencermati apakah neraca perdagangan Indonesia masih akan mengalami defisit atau tidak. Dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan seperti saat ini, surplus neraca perdagangan nampak menjadi kejutan yang ditunggu-tunggu oleh investor.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekpor Maret 2018 tumbuh 0,8% secara year-on-year (YoY), sementara impor diproyeksikan melaju kencang 11,6% YoY. Neraca perdagangan lantas diramalkan mencatatkan defisit senilai US$ 69,5 juta.
Selain surplus atau defisitnya neraca perdagangan, investor juga akan mencermati data impor barang konsumsi. Pasalnya, sepanjang tahun ini pasar saham tertekan isu lemahnya daya beli masyarakat Indonesia yang merupakan nomor 1 ekonomi dalam negeri. Jika ada kejutan dari data impor barang konsumsi, IHSG dapat mendapat suntikan tenaga lebih lanjut.
(ank/roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Walaupun AS dan sekutunya (Prancis dan Inggris) telah resmi melancarkan serangan rudal guna memusnahkan fasilitas pembuatan senjata kimia yang digunakan dalam serangan beberapa waktu lalu, investor nampak percaya bahwa serangan tersebut merupakan 'one-time event' alias tak akan terulang lagi.
Dari dalam negeri, investor kini menantikan rilis data ekspor-impor periode Maret. Pelaku pasar akan mencermati apakah neraca perdagangan Indonesia masih akan mengalami defisit atau tidak. Dalam kondisi rupiah yang masih berada dalam tekanan seperti saat ini, surplus neraca perdagangan nampak menjadi kejutan yang ditunggu-tunggu oleh investor.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekpor Maret 2018 tumbuh 0,8% secara year-on-year (YoY), sementara impor diproyeksikan melaju kencang 11,6% YoY. Neraca perdagangan lantas diramalkan mencatatkan defisit senilai US$ 69,5 juta.
Selain surplus atau defisitnya neraca perdagangan, investor juga akan mencermati data impor barang konsumsi. Pasalnya, sepanjang tahun ini pasar saham tertekan isu lemahnya daya beli masyarakat Indonesia yang merupakan nomor 1 ekonomi dalam negeri. Jika ada kejutan dari data impor barang konsumsi, IHSG dapat mendapat suntikan tenaga lebih lanjut.
(ank/roy) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular