Isu Perang Buat IHSG Khawatir untuk Naik Lebih Tinggi

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
16 April 2018 07:23
Perang dagang dan perang Suriah menjadi sentimen utama yang masih membayangi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik pekan lalu masih tampak belum yakin untuk menguat lebih tinggi. Perang dagang dan perang Suriah menjadi sentimen utama yang masih membayangi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Rilis Moody's Investors Service yang menaikkan peringkat Indonesia tak mampu menjadi katalis untuk membawa IHSG naik lebih tinggi. Hingga pada akhir pekan, perang di Suriah pun tak lagi bisa dielakkan saat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menyerang Suriah dengan ratusan misil.

Eskalasi politik di Timur Tengah sepertinya masih akan menjadi perhatian utama investor di pasar saham domestik pekan ini. Pekan lalu, IHSG tercatat menguat 1,54% ke level 6.270,32 poin dari level 6.175,05 poin.

Sektor pertambangan tercatat menguat paling tinggi sepanjang pekan lalu, dengan kenaikan 3,71% disusul sektor industri dasar yang menguat 3,5% dan sektor keuangan yang naik 2,71%.


Sementara itu, sektor yang mengalami tekanan pada pekan lalu yaitu sektor barang konsumsi turun 0,04% serta sektor properti dan real estat yang terkoreksi 0,33%. Berikut ini tabel lengkap kinerja sektoral dan indeks-indeks yang terdaftar di BEI.
Perang Buat IHSG Khawatir untuk Naik Lebih TinggiFoto: CNBC Indonesia/IDX
Rerata nilai transaksi harian pekan lalu mengalami peningkatan 16,55% menjadi Rp 6,90 triliun dari Rp 5,92 triliun. Rerata volume transaksi naik 12,89% menjadi 9,28 miliar unit saham dari 8,22 miliar unit saham sepekan sebelum.

Selain itu, rerata frekuensi transaksi harian saham di BEI pada pekan ini juga naik 8,24% menjadi 383,71 ribu dari 354,48 ribu kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Kenaikan satu level peringkat utang Indonesia menjadi stabil dari sebelumnya positif, lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service jelang akhir pekan ini diharapkan akan semakin memberikan tren positif baik kepada pasar modal Indonesia pada khususnya maupun terhadap perekonomian domestik serta kepercayaan investor akan investasi di Indonesia.

Moody's menyatakan dinaikkannya level peringkat utang Indonesia disebabkan kerangka kebijakan pemerintah yang dinilai mengalami peningkatan kredibilitas dan efektivitasnya yang kondusif terhadap stabilitas makroekonomi.

Moody's juga menyatakan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang hati-hati serta pembuatan penyangga keuangan menguatkan keyakinan lembaga pemeringkat itu terhadap ketahanan pemerintah Indonesia dan kapasitasnya untuk merespon guncangan.

Saham-saham yang ditransaksi dengan nilai paling tinggi pekan lalu di antaranya saham PT Telekomuniasi Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 2,09 triliun, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,74 triliun, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 1,63 triliun.

Berikut 10 daftar saham-saham yang ditransaksi dengan nilai paling tinggi pada pekan lalu.
Perang Buat IHSG Khawatir untuk Naik Lebih TinggiFoto: CNBC Indonesia/IDX
Sementara itu, pada perdagangan pekan lalu terdapat saham-saham yang naik signifikan. Saham INSP naik 201,93%, saham TRIL naik 51,79% dan saham TPDM naik 49,12%.

Perang Buat IHSG Khawatir untuk Naik Lebih TinggiFoto: CNBC Indonesia/IDX




(hps) Next Article Kinerja Pasar Saham Domestik Terpengaruh Wall Street

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular