Pekan Depan, Cermati Data Perdagangan Sampai Bara Suriah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
15 April 2018 09:40
Bara Suriah Masih Menyala
Foto: Infografis, Arie Pratama
Berikutnya adalah perkembangan di Suriah. Kemarin, Trump akhirnya memenuhi janji dengan melakukan gempuran ke Suriah. AS, Inggris, dan Prancis menghujani jantung ibukota Damaskus dengan 105 misil dengan tujuan melumpuhkan fasilitas pembuatan senjata kimia. 

"Misi diselesaikan," cuit Trump. 

Jika Suriah masih mengembangkan dan menggunakan senjata kimia, maka serangan susulan bukan tidak mungkin terjadi. Nikki Haley, Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), menyebutkan Negeri Adidaya sudah bersiaga bila Suriah masih ngeyel. 

"Kami yakin sudah melumpuhkan fasilitas senjata kimia di Suriah. Kami juga siap untuk mempertahankan tekanan jika rezim Suriah cukup bodoh untuk menguji kekuatan kami. Jika mereka menggunakan senjata kimia lagi, maka senjata AS pun sudah bersiaga," tegasnya, seperti dikutip dari Reuters. 

Dinamika di Suriah patut mendapat perhatian, apalagi jika sekutu al-Assad sudah bereaksi. Sergei Lavrov, Menteri Luar Negeri Rusia, menyebut serangan AS dkk tidak bisa diterima dan melanggar hukum.

Sementara Anatoly Antonov, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Negeri Beruang Merah merasa terusik dengan serangan tersebut. "Tindakan seperti itu tidak bisa didiamkan tanpa konsekuensi," tegas Antonov. 

Bila AS cs dan Rusia dkk betul-betul mengadu senjata di Suriah, maka sudah bisa dipastikan akan menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan. Pasar saham, obligasi, dan valas akan ambruk. Investor akan cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap aman (safe haven) seperti emas, yen Jepang, atau franc Swiss. Harga minyak pun berpotensi melambung karena konflik di Timur Tengah akan menghambat produksi dan distribusi si emas hitam. (aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular