
Fokus Investor
Mulai dari BRTP Bangun Pembangkit Hingga Rekor Dividen PTBA
Ratelia Nabila, CNBC Indonesia
12 April 2018 06:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah aksi korporsi yang dilakukan emiten kemarin sempat menjadi perhatian investor. Mulai dari penyampaian laporan keuangan, bagi dividen, akuisisi dan rencana pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO).
Aksi korporasi tersebut akan diperhitungkan investor sebagai salah satu sentimen fundamental yang akan menentukan kinerja harga saham emiten-emiten tersebut di masa yang akan datang. Sejumlah aksi korporasi tersebut antara lain :
1. Barito Pacific akan Punya Pembangkit Listrik 2x1000 MW.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) bekerjasama dengan PT Indonesia Power, membuat entitas anak usaha PT Indo Raya Tenaga membangun pembangkit dengan kapasitas 2x1000 megawatt (MW).
Menurut Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk, Agus Salim Pangestu. Pembentukan usaha patungan (joint venture), dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyrakat di tengah turunnya konsumsi listrik. Pembangkit tersebut merupakan bagian dari proyek 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan Jawa 10 di Suralaya, Banten yang saat ini sedang masuk tahap finalisasi
Komposisi kepemilikan pada perusahaan joint venture tersebut 51% MILIK BRPT dan 49% MILIK Indonesia Power tersebut. Barito Pacific menargetkan akan menambah produksi listrik dalam negeri serta menerima hasil maksimal joint venture maksimal pada 5 tahun mendatang.
2. Bukit Asam Bagi Dividen Terbesar dalam Sejarah
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kemarin memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 74,94% dari total laba bersih perusahaan tahun lalu atau setara dengan Rp 3,35 triliun.
Pemegang saham Bukit Asam akan memperoleh Rp 318,512 per saham dengan nilai dividen yield mencapai 9,62%. Jumlah dividen yang dibagikan tercatat terbesar dalam sejarah berdirinya perusahaan.
3. Medco Menyampaikan Laporan Keuangan yang Kurang Memuaskan
PT Medco International Tbk pada 2017 membukukan penurunan laba bersih sebesar 31,21% menjadi US$ 127,01 juta setara Rp 1,74 triliun dibandingkan laba 2016 US$ 184,76 juta atau setara Rp 2,54 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba bersih dipengaruhi kenaikan beban pajak dan beban usaha perusahaan. Padahal Medco berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan 56,88% menjadi US$ 925,64 juta atau setara Rp 12,72 triliun pada 2017, dibandingkan pada 2016 sebesar US$ 590,04 juta.
4. Harga IPO PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk Ditetapkan Rp 3.850 - Rp 5.000 per Saham
PT Tugu Pratama Indonesia Tbk merupaka anak usaha PT Pertamina (Persero), akan melepas 15% atau sejumlah 282.352.941 saham ke publik. Perusahaan menargetkan bisa menghimpun dana sebesar Rp 1,09 triliun hingga 1,41 triliun.
Sebanyak 75% dana hasil IPO akan digunakan memperkuat modal perseroan dan pengembangan infrastruktur dan operasional. Adapun 25% dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk suntikan modal anak usaha PT Tugu Reasuransi Indonesia.
5. Perusahaan Film Harry Tanoe IPO, dan Incar Dana Rp 1,4 T
Perusahaan film milik Harry Tanoe, PT MNC Studios International akan melepaskan 30% ke publik melalui pencatatan saham perdana (IPO). Diperkirakan, dana yang akan diperoleh melalui IPO sebesar Rp 1,4 triliun.
Presiden Director Ella Kartika, mengatakan danannya akan digunakan untuk ekspansi usaha, seperti: pembangunan movie Land di Lido, pelunanasan MTN, dan akuisis MNC Channel. Selain itu, perseroan akan mengauiksi 20 saluran Channel MNC. Dana juga akan digunakan untuk pembangunan proyek movie land di Kawasan Lido Bogor I, yang diperkirakan akan selesai tahun depan.
Selain itu, perusahaan akan melunasi MTN yang diterbitkan oleh MNC Pictures, anak usaha perseroan, senilai Rp 450 miliar yang jatuh tempo tahun depan.
(hps) Next Article Saham PTBA Mendadak Memanas! Rupanya Ada Sinyal Tebar Dividen
Aksi korporasi tersebut akan diperhitungkan investor sebagai salah satu sentimen fundamental yang akan menentukan kinerja harga saham emiten-emiten tersebut di masa yang akan datang. Sejumlah aksi korporasi tersebut antara lain :
1. Barito Pacific akan Punya Pembangkit Listrik 2x1000 MW.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) bekerjasama dengan PT Indonesia Power, membuat entitas anak usaha PT Indo Raya Tenaga membangun pembangkit dengan kapasitas 2x1000 megawatt (MW).
Komposisi kepemilikan pada perusahaan joint venture tersebut 51% MILIK BRPT dan 49% MILIK Indonesia Power tersebut. Barito Pacific menargetkan akan menambah produksi listrik dalam negeri serta menerima hasil maksimal joint venture maksimal pada 5 tahun mendatang.
2. Bukit Asam Bagi Dividen Terbesar dalam Sejarah
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kemarin memutuskan untuk membagikan dividen sebesar 74,94% dari total laba bersih perusahaan tahun lalu atau setara dengan Rp 3,35 triliun.
Pemegang saham Bukit Asam akan memperoleh Rp 318,512 per saham dengan nilai dividen yield mencapai 9,62%. Jumlah dividen yang dibagikan tercatat terbesar dalam sejarah berdirinya perusahaan.
3. Medco Menyampaikan Laporan Keuangan yang Kurang Memuaskan
PT Medco International Tbk pada 2017 membukukan penurunan laba bersih sebesar 31,21% menjadi US$ 127,01 juta setara Rp 1,74 triliun dibandingkan laba 2016 US$ 184,76 juta atau setara Rp 2,54 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan laba bersih dipengaruhi kenaikan beban pajak dan beban usaha perusahaan. Padahal Medco berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan 56,88% menjadi US$ 925,64 juta atau setara Rp 12,72 triliun pada 2017, dibandingkan pada 2016 sebesar US$ 590,04 juta.
4. Harga IPO PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk Ditetapkan Rp 3.850 - Rp 5.000 per Saham
PT Tugu Pratama Indonesia Tbk merupaka anak usaha PT Pertamina (Persero), akan melepas 15% atau sejumlah 282.352.941 saham ke publik. Perusahaan menargetkan bisa menghimpun dana sebesar Rp 1,09 triliun hingga 1,41 triliun.
Sebanyak 75% dana hasil IPO akan digunakan memperkuat modal perseroan dan pengembangan infrastruktur dan operasional. Adapun 25% dana hasil IPO akan dimanfaatkan untuk suntikan modal anak usaha PT Tugu Reasuransi Indonesia.
5. Perusahaan Film Harry Tanoe IPO, dan Incar Dana Rp 1,4 T
Perusahaan film milik Harry Tanoe, PT MNC Studios International akan melepaskan 30% ke publik melalui pencatatan saham perdana (IPO). Diperkirakan, dana yang akan diperoleh melalui IPO sebesar Rp 1,4 triliun.
Presiden Director Ella Kartika, mengatakan danannya akan digunakan untuk ekspansi usaha, seperti: pembangunan movie Land di Lido, pelunanasan MTN, dan akuisis MNC Channel. Selain itu, perseroan akan mengauiksi 20 saluran Channel MNC. Dana juga akan digunakan untuk pembangunan proyek movie land di Kawasan Lido Bogor I, yang diperkirakan akan selesai tahun depan.
Selain itu, perusahaan akan melunasi MTN yang diterbitkan oleh MNC Pictures, anak usaha perseroan, senilai Rp 450 miliar yang jatuh tempo tahun depan.
(hps) Next Article Saham PTBA Mendadak Memanas! Rupanya Ada Sinyal Tebar Dividen
Most Popular