
Internasional
China Catatkan Penurunan Inflasi di Bulan Maret
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 April 2018 14:52

Beijing, CNBC Indonesia - Tingkat inflasi produsen China turun pada bulan Maret. Data yang dirilis pada hari Rabu (11/4/2018) menunjukkan penurunan berturut-turut dalam lima bulan terakhir, di mana analis mengatakan program antipolusi pemerintah telah melunak.
Seiring dengan posisi China sebagai eksportir terbesar di dunia, penurunan harga barang-barang yang harus dibayar perusahaan, yang juga diikuti oleh melambatnnya tingkat inflasi konsumen, dapat mempersulit negara-negara lainnya dalam mencapai target inflasi mereka.
Tingkat inflasi produsen, yang merupakan barometer kunci dari sektor industri, melambat ke level 3,1% bulan lalu, dari 3,7% pada Februari, menurut Biro Statistik Nasional China (NBS) yang dilansir dari AFP. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak akhir 2016 dan di bawah konsensus sebesar 3,3% yang dihimpun oleh Bloomberg News.
Sepanjang tahun lalu harga telah naik akibat pelarangan bagi yang dikenkan pemerintah China kepada perusahaan-perusahaan sebagai bagian dari kebijakan pengurangan polusi pemangkasan kelebihan kapasitas industri.
Julian Evans-Pritchard dari Capital Economies mengungkapkan dalam risetnya bahwa dengan melunaknya kampanya antipolusi yang mendorong kenaikan harga dengan cara menghambat suplai, dampak lemahnya permintaan barang-barang industri menjadi lebih mendominasi data inflasi produsen.
"Melemahnya tekanan harga akan membuka ruang bagi pelonggaran moneter tahun ini," tambahnya.
Sementara itu, indeks harga konsumen tercatat sebesar 2,1% pada bulan Maret, turun dari 2,9% pada Februari. Pencapaian ini juga jauh lebih rendah dari proyeksi dalam survei yang di himpun oleh Bloomberg, yaitu sebesar 2,6%.
Harga makanan merupakan penyebab utama melambatnya laju inflasi, terang NBS, sementara tarif transportasi turun menyusul berakhirnya libur hari raya Imlek.
"Walaupun tingkat inflasi konsumen sempat berfluktuasi, namun secara keseluruhan dapat dikatakan lambat sepanjang kuartal satu," terang NBS.
Li Wei, ekonom senior dari Standard Chartered di Shanghai memproyeksikan tingkat inflasi konsumen akan berada dalam rentang 2%-3% pada paruh kedua tahun ini. Target dari pemerintah China dipatok di sekitar 3%.
"Untuk saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa China ikut mendongkrak inflasi negara-negara lain. Pembuat kebijakan tidak berfokus pada inflasi tahun ini, melainkan pada pengurangan tingkat utang," ujar Li kepada Bloomberg News yang dikutip AFP.
(prm) Next Article Inflasi China Bulan Februari Sentuh Rekor Tertinggi
Seiring dengan posisi China sebagai eksportir terbesar di dunia, penurunan harga barang-barang yang harus dibayar perusahaan, yang juga diikuti oleh melambatnnya tingkat inflasi konsumen, dapat mempersulit negara-negara lainnya dalam mencapai target inflasi mereka.
Tingkat inflasi produsen, yang merupakan barometer kunci dari sektor industri, melambat ke level 3,1% bulan lalu, dari 3,7% pada Februari, menurut Biro Statistik Nasional China (NBS) yang dilansir dari AFP. Angka tersebut merupakan yang terendah sejak akhir 2016 dan di bawah konsensus sebesar 3,3% yang dihimpun oleh Bloomberg News.
Julian Evans-Pritchard dari Capital Economies mengungkapkan dalam risetnya bahwa dengan melunaknya kampanya antipolusi yang mendorong kenaikan harga dengan cara menghambat suplai, dampak lemahnya permintaan barang-barang industri menjadi lebih mendominasi data inflasi produsen.
"Melemahnya tekanan harga akan membuka ruang bagi pelonggaran moneter tahun ini," tambahnya.
Sementara itu, indeks harga konsumen tercatat sebesar 2,1% pada bulan Maret, turun dari 2,9% pada Februari. Pencapaian ini juga jauh lebih rendah dari proyeksi dalam survei yang di himpun oleh Bloomberg, yaitu sebesar 2,6%.
Harga makanan merupakan penyebab utama melambatnya laju inflasi, terang NBS, sementara tarif transportasi turun menyusul berakhirnya libur hari raya Imlek.
"Walaupun tingkat inflasi konsumen sempat berfluktuasi, namun secara keseluruhan dapat dikatakan lambat sepanjang kuartal satu," terang NBS.
Li Wei, ekonom senior dari Standard Chartered di Shanghai memproyeksikan tingkat inflasi konsumen akan berada dalam rentang 2%-3% pada paruh kedua tahun ini. Target dari pemerintah China dipatok di sekitar 3%.
"Untuk saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa China ikut mendongkrak inflasi negara-negara lain. Pembuat kebijakan tidak berfokus pada inflasi tahun ini, melainkan pada pengurangan tingkat utang," ujar Li kepada Bloomberg News yang dikutip AFP.
(prm) Next Article Inflasi China Bulan Februari Sentuh Rekor Tertinggi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular