Internasional

Bursa Arab Harapkan Dana Asing untuk Bantu IPO Aramco

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 April 2018 17:29
Nilai IPO Saudi Aramco US$100 miliar dianggap terlalu besar untuk bursa dalam negerinya.
Foto: REUTERS/Hamad I Mohammed
Riyadh, CNBC Indonesia - Bursa saham Arab Saudi mengharapkan arus masuk dana asing untuk memperlancar penawaran perdana saham (initial public offering/ IPO) perusahaan minyak nasional Saudi Aramco, meskipun ada kekhawatiran di kalangan analis tentang apakah pasar dapat menyerap tawaran besar itu, kata kepala eksekutif bursa itu pada hari Minggu (8/4/2018).

"Investor asing menanamkan lebih banyak uang - setiap hari kami telah meningkatkan kapasitas likuiditas," kata Khalid al-Hussan dalam sebuah wawancara.

Dilansir dari Reuters, pemerintah Arab berencana menjual sekitar 5% saham Aramco, yang diperkirakan akan bernilai sekitar US$100 miliar (Rp 1.376 triliun) atau lebih dan disebut-sebut akan menjadi penawaran publik perdana terbesar di dunia. Para pejabat mengatakan selain di bursa Riyadh, Aramco dapat melantai di satu atau lebih pasar luar negeri seperti New York, London, dan Hong Kong.

Banyak analis berpendapat target US$100 miliar terlalu ambisius, bahkan IPO senilai US$50 miliar pun dapat mengganggu kestabilan pasar Arab, yang memiliki kapitalisasi sekitar US$500 miliar - terutama jika bebannya tidak dibagi dengan valuta asing.

IPO terbesar Arab Saudi sejauh ini adalah penjualan saham di National Commercial Bank pada tahun 2014, yang hanya mengumpulkan dana sebesar US$6 miliar. Pada bulan Januari tahun ini, dewan penasihat untuk pemerintah meminta regulator sekuritas mempelajari apakah IPO Aramco bisa mengganggu kestabilan pasar.

Namun, Hussan berkeras bahwa dari sudut pandang teknis dan peraturan, bursa Saudi sepenuhnya siap untuk menerima IPO Aramco.

Dia menekankan investor asing tidak diizinkan untuk membeli saham secara langsung dalam penawaran Bank Umum Nasional. Sekarang ini peraturan telah berubah dan mengizinkan pihak asing untuk ambil bagian dalam IPO lokal.

Hussan juga mengatakan keputusan bulan lalu oleh penyusun indeks ekuitas FTSE Russell yang menaikkan posisi Arab Saudi ke status emerging market, akan menarik miliaran dolar dana asing baru ke pasar lokal. Keputusan serupa diharapkan akan juga dibuat oleh indeks MSCI di bulan Juni.

Bank investasi regional EFG Hermes memperkirakan Arab Saudi dapat memperoleh arus masuk dana sebesar US$30-US$45 miliar dalam dua tahun ke depan jika berhasil menembus pasar asing di negara tetangga Uni Emirat Arab dan Qatar.


Beberapa investor asing telah masuk ke pasar Arab untuk mengantisipasi dampak positif dari keputusan FTSE dan MSCI. Investor asing, termasuk lembaga luar negeri yang memenuhi syarat (QFI), telah menjadi pembeli saham setiap minggunya di tahun ini. Pembelian bersih tercatat sebesar US$2,17 miliar, menurut data bursa.

"Apa yang telah kita lihat pada awal tahun ini dari partisipasi investor asing dan arus kas masuk dan jumlah QFI terdaftar di pasar, sangat menguntungkan kami," kata Hussan.

Dia tidak memberikan rincian waktu pelaksanaan IPO Aramco. Para pejabat awalnya mengatakan IPO akan diadakan pada akhir 2018, tetapi bulan lalu Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengatakan kepada Reuters bahwa IPO mungkin akan dilakukan pada akhir 2018 atau pada awal 2019, tergantung pada kondisi pasar.
(prm) Next Article Saudi Aramco Segera IPO 11 Desember

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular