
IPO Saudi Aramco Ditunda Hingga 2019?
Rehiya Sebayang, CNBC Indonesia
17 March 2018 16:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa perusahaan minyak milik Arab Saudi, Saudi Aramco berencana melakukan penawaran saham perdana (IPO) di bursa dalam negeri. Perusahaan itu juga berniat menjual saham ke tangan investor-investor besar Asia. Tahap selanjutnya, Saudi Aramco kemudian berniat melakukan pencatatan saham pada bursa internasional.
Rencana-rencana tersebut sempat diperkirakan menjadi penawaran umum terbesar di dunia. Dilansir dari CNBC, pemerintah Saudi berharap bisa memperoleh US$ 100 miliar dari penjualan 5% saham Aramco, namun valuasinya masih belum pasti.
Sama seperti waktu IPO yang juga tidak pasti kapan akan dilakukan. Kabar terakhir, IPO tersebut ditunda sampai 2019 dari target sebelumnya di tahun ini. Pejabat tinggi Saudi Aramco selalu mengatakan proses IPO akan 'segera dilakukan'.
"Sederet pilihan, untuk pendaftaran saham ke publik, sedang ditinjau terus-menerus. Belum ada keputusan yang dibuat, namun proses IPO tetap direncanakan," ujar seorang pejabat Saudi Aramco.
Aramco mengatakan siap melakukan IPO, namun masih menunggu kepastian dari pemerintah. Salah satu faktor untuk melakukan penawaran perdana secara lokal adalah karena pada bulan Juni 2017 lalu status pasar Arab Saudi dinyatakan membaik oleh perusahaan indeks MSCI.
Hal itu diperkirakan bisa menarik modal asing masuk ke pasar lokal tahun 2018. Karena badan pengelola dana global telah menambahkan Arab Saudi ke dalam kepemilikannya.
"Masuk akal bagi mereka untuk melakukan penawaran publik di bursa saham Saudi, meskipun ini adalah penawaran pertama yang dilakukan," ujar John Sfakianikis, Direktur Riset Ekonomi di Gulf Research Center.
Penjualan saham lokal melonggarkan persyaratan ketat yang diterapkan bursa-bursa besar di luar negeri, seperti New York Stock Exchange atau London Stock Exchange. Tapi kedua bursa tersebut, dan juga bursa Hong Kong, dipastikan memberikan lebih banyak likuiditas daripada Tadawul atau bursa lokal.
Reuters memperkirakan Saudi Aramco 50% berpeluang bisa mendaftar secara lokal dan tanpa diragukan lolos IPO internasional. Namun, seorang sumber mengatakan tujuan perusahaan adalah menerbitkan saham baik di dalam maupun luar negeri.
"Mereka benar-benar berniat melakukan ini secara internasional," kata sumber tersebut. Penawaran umum internasional diyakini penting bagi putra mahkota, yang merupakan pewaris tahta ayahnya yang berusia 82 tahun, Raja Salman.
Putra mahkota yang berusia 32 tahun itu diperkirakan akan berkunjung ke AS minggu depan, dan Presiden Donald Trump telah menjelaskan keinginannya melihat perusahaan melakukan IPO internasional di New York.
Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih, mengatakan pendaftaran di New York akan terganggu karena liabilitas dan proses pengadilan, termasuk tuntutan yang berubah-ubah terhadap perusahaan minyak lainnya.
Menurut Financial Times, Bursa Efek London masih mengusahakan penawaran, namun diperkirakan tidak akan terwujud sampai 2019. Peter Donisanu, ahli strategi pasar global di Wells Fargo, mengatakan keseluruhan jumlah penawaran Aramco di bursa lokal bisa menjadi masalah. Namun Aramco diperkirakan bisa menjual sebagian dari sahamnya disana.
"Anda menawarkan sebanyak itu kepada pasar, senilai US$ 450 miliar, ini akan menjadi seperempat dari keseluruhan pangsa pasar, jadi pergerakan perusahaan itu akan mempengaruhi pasar itu secara keseluruhan. Itulah salah satu pertimbangan bagi MSCI untuk memasukkan Arab Saudi yang tidak berafiliasi ke pasar yang sedang berkembang," ujar Donisanu.
(dru) Next Article Jual Saham Tambahan, Nilai IPO Aramco Capai Rekor Rp 412 T
Rencana-rencana tersebut sempat diperkirakan menjadi penawaran umum terbesar di dunia. Dilansir dari CNBC, pemerintah Saudi berharap bisa memperoleh US$ 100 miliar dari penjualan 5% saham Aramco, namun valuasinya masih belum pasti.
Sama seperti waktu IPO yang juga tidak pasti kapan akan dilakukan. Kabar terakhir, IPO tersebut ditunda sampai 2019 dari target sebelumnya di tahun ini. Pejabat tinggi Saudi Aramco selalu mengatakan proses IPO akan 'segera dilakukan'.
Aramco mengatakan siap melakukan IPO, namun masih menunggu kepastian dari pemerintah. Salah satu faktor untuk melakukan penawaran perdana secara lokal adalah karena pada bulan Juni 2017 lalu status pasar Arab Saudi dinyatakan membaik oleh perusahaan indeks MSCI.
Hal itu diperkirakan bisa menarik modal asing masuk ke pasar lokal tahun 2018. Karena badan pengelola dana global telah menambahkan Arab Saudi ke dalam kepemilikannya.
"Masuk akal bagi mereka untuk melakukan penawaran publik di bursa saham Saudi, meskipun ini adalah penawaran pertama yang dilakukan," ujar John Sfakianikis, Direktur Riset Ekonomi di Gulf Research Center.
Penjualan saham lokal melonggarkan persyaratan ketat yang diterapkan bursa-bursa besar di luar negeri, seperti New York Stock Exchange atau London Stock Exchange. Tapi kedua bursa tersebut, dan juga bursa Hong Kong, dipastikan memberikan lebih banyak likuiditas daripada Tadawul atau bursa lokal.
Reuters memperkirakan Saudi Aramco 50% berpeluang bisa mendaftar secara lokal dan tanpa diragukan lolos IPO internasional. Namun, seorang sumber mengatakan tujuan perusahaan adalah menerbitkan saham baik di dalam maupun luar negeri.
"Mereka benar-benar berniat melakukan ini secara internasional," kata sumber tersebut. Penawaran umum internasional diyakini penting bagi putra mahkota, yang merupakan pewaris tahta ayahnya yang berusia 82 tahun, Raja Salman.
Putra mahkota yang berusia 32 tahun itu diperkirakan akan berkunjung ke AS minggu depan, dan Presiden Donald Trump telah menjelaskan keinginannya melihat perusahaan melakukan IPO internasional di New York.
Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih, mengatakan pendaftaran di New York akan terganggu karena liabilitas dan proses pengadilan, termasuk tuntutan yang berubah-ubah terhadap perusahaan minyak lainnya.
Menurut Financial Times, Bursa Efek London masih mengusahakan penawaran, namun diperkirakan tidak akan terwujud sampai 2019. Peter Donisanu, ahli strategi pasar global di Wells Fargo, mengatakan keseluruhan jumlah penawaran Aramco di bursa lokal bisa menjadi masalah. Namun Aramco diperkirakan bisa menjual sebagian dari sahamnya disana.
"Anda menawarkan sebanyak itu kepada pasar, senilai US$ 450 miliar, ini akan menjadi seperempat dari keseluruhan pangsa pasar, jadi pergerakan perusahaan itu akan mempengaruhi pasar itu secara keseluruhan. Itulah salah satu pertimbangan bagi MSCI untuk memasukkan Arab Saudi yang tidak berafiliasi ke pasar yang sedang berkembang," ujar Donisanu.
(dru) Next Article Jual Saham Tambahan, Nilai IPO Aramco Capai Rekor Rp 412 T
Most Popular