
Strategi Tony Fernandes Agar AirAsia Berbalik Untung
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 April 2018 16:16

Kuala Lumpur, CNBC Indonesia - Maskapai berbiaya rendah (low cost carrier), PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), pada 2017 mencatatkan kerugian Rp 512,64 miliar. Nilai tersebut memburuk cukup dalam dibandingkan kerugian Rp 20,99 miliar yang dibukukan tahun sebelumnya.
Mengomentari kinerja perusahaan yang jeblok tersebut, CEO AirAsia Group Tony Fernandes, menjelaskan beberapa penyebab, dan upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja.
"Kami sebenarnya memiliki kinerja yang baik tahun lalu namun terjadi [letusan] gunung berapi," kata Tony dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (6/4/2018).
"Indonesia memang memiliki beberapa tantangan. Namun, apa yang bisa Anda lakukan bila terjadi letusan gunung berapi dan Anda tidak bisa terbang lagi?"
Gunung Agung di Karangasem, Bali, meletus tahun lalu dan terus-menerus mengeluarkan awan panas selama beberapa bulan. Kejadian tersebut sempat mengakibatkan ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali selama beberapa hari yang berimbas pada pembatalan penerbangan.
Yang lebih parah, China menerapkan travel warning bagi warga negaranya yang berkunjung ke Bali sehingga jumlah wisatawan turun signifikan begitu juga dengan penerbangan dari dan ke pulau yang masih menjadi destinasi wisata utama Indonesia.
"Kami sangat terdampak di kuartal pertama ini namun saya kira kami akan membalikkannya," ujar Fernandes.
"Kami sedang mengembangkan [penerbangan] ke Medan. Sekarang kami pikir Medan adalah tempat yang hebat untuk orang-orang China dan India yang datang ke Indonesia dan kemudian melanjutkan perjalanan melihat Indonesia dari sana," tambahnya.
"Kami yakin akan menghasilkan uang tahun ini," tegas Fernandes.
Namun, ia juga tetap memilih bersikap waspada apabila bencana alam serupa terulang lagi tahun ini.
"Kita tidak dapat mencegahnya [bencana alam]," tambahnya.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Mengomentari kinerja perusahaan yang jeblok tersebut, CEO AirAsia Group Tony Fernandes, menjelaskan beberapa penyebab, dan upaya perusahaan untuk memperbaiki kinerja.
"Kami sebenarnya memiliki kinerja yang baik tahun lalu namun terjadi [letusan] gunung berapi," kata Tony dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (6/4/2018).
Gunung Agung di Karangasem, Bali, meletus tahun lalu dan terus-menerus mengeluarkan awan panas selama beberapa bulan. Kejadian tersebut sempat mengakibatkan ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali selama beberapa hari yang berimbas pada pembatalan penerbangan.
Yang lebih parah, China menerapkan travel warning bagi warga negaranya yang berkunjung ke Bali sehingga jumlah wisatawan turun signifikan begitu juga dengan penerbangan dari dan ke pulau yang masih menjadi destinasi wisata utama Indonesia.
"Kami sangat terdampak di kuartal pertama ini namun saya kira kami akan membalikkannya," ujar Fernandes.
"Kami sedang mengembangkan [penerbangan] ke Medan. Sekarang kami pikir Medan adalah tempat yang hebat untuk orang-orang China dan India yang datang ke Indonesia dan kemudian melanjutkan perjalanan melihat Indonesia dari sana," tambahnya.
"Kami yakin akan menghasilkan uang tahun ini," tegas Fernandes.
Namun, ia juga tetap memilih bersikap waspada apabila bencana alam serupa terulang lagi tahun ini.
"Kita tidak dapat mencegahnya [bencana alam]," tambahnya.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular