
Kinerja Kurang Memuaskan, Harga Saham Bukopin Turun 3,30%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
06 April 2018 10:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) pada perdagangan hari ini anjlok 3,30% ke level harga Rp 498 per saham. Kinerja keuangan perseroan yang kurang baik menjadi sentimen negatif bagi investor dengan melepas saham perseroan, meskipun perseroan berencana melakukan rights issue untuk memperkuat struktur permodalan.
Pada pembukaan harga saham ditransaksikan pada harga Rp 515 per saham. Volume perdagangan saham tercatat 21,49 juta saham dengan nilai transaksi Rp 10,70 miliar.
Kinerja perseroan pada 2017 tercatat kurang menggembirakan. Laba perseroan pada 2017 turun 54,86% menjadi Rp 112,37 miliar dari laba bersih 2016 Rp 248,95 miliar.
Penurunan laba disebabkan penurunan pendapatan perusahaan. Pendapatan bunga bersih turun dari Rp 3,57 triliun menjadi Rp 3,13 triliun atau setara dengan penurunan sebesar 12,35%.
Manajemen juga harus membentuk pencadangan karena kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Total cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset produktif Rp 1,73 triliun.
Pada 2017, Bukopin mencatatkan kenaikan NPL gross menjadi 8,54% dari 3,77%. Adapun NPL Net naik dari 2,79% menjadi 6,37%. Akibat kenaikan CKPN beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 94,36% menjadi 99,08%.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, sektor komersil menjadi penyumbang terbesar kenaikan tingkat kredit bermasalah di tahun tersebut. Rasio NPL di bidang komersil mencapai 6,71% lebih tinggi dibandingkan dengan bidang retail yang hanya sekitar 3,9%.
Pada akhir 2017, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) turun dari 11,37% menjadi 10,51%. Return on assets (ROA) 0,09% padahal ROA industri perbankan dikisaran 3%.
Direktur Utama Bank Bukopin Eko R.Gindo menjelaskan, pada tahun 2017, perseroan mengalokasikan pencadangan sekitar Rp 700-800 miliar. Pencadangan ini menggerus laba perseroan pada 2017." Pada 2018, profitabilitas bisa membaik karena tidak perlu pencadangan," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Pada tahun ini, perseroan juga akan menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di bawah 4%. "Harga tambang lagi bagus, ada yang ingin melunasi kredit tersebut,"jelas dia.
Sementara untuk ekspansi kredit, tahun ini ditarget 5-8%.Perseroan masih akan fokus di UMKM yakni 40%. Sisanya di KPR dan KPM yang akan ditingkatkan dari di bawah 10% menjadi 10-15%. "Kami juga akan mengurangi komersial untuk sektor yang besar,"kata dia.
(hps) Next Article Harga Saham Bukopin Anjlok 5,56% ke Level Rp 442/saham
Pada pembukaan harga saham ditransaksikan pada harga Rp 515 per saham. Volume perdagangan saham tercatat 21,49 juta saham dengan nilai transaksi Rp 10,70 miliar.
Kinerja perseroan pada 2017 tercatat kurang menggembirakan. Laba perseroan pada 2017 turun 54,86% menjadi Rp 112,37 miliar dari laba bersih 2016 Rp 248,95 miliar.
Manajemen juga harus membentuk pencadangan karena kenaikan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL). Total cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset produktif Rp 1,73 triliun.
Pada 2017, Bukopin mencatatkan kenaikan NPL gross menjadi 8,54% dari 3,77%. Adapun NPL Net naik dari 2,79% menjadi 6,37%. Akibat kenaikan CKPN beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 94,36% menjadi 99,08%.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, sektor komersil menjadi penyumbang terbesar kenaikan tingkat kredit bermasalah di tahun tersebut. Rasio NPL di bidang komersil mencapai 6,71% lebih tinggi dibandingkan dengan bidang retail yang hanya sekitar 3,9%.
Pada akhir 2017, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) turun dari 11,37% menjadi 10,51%. Return on assets (ROA) 0,09% padahal ROA industri perbankan dikisaran 3%.
Direktur Utama Bank Bukopin Eko R.Gindo menjelaskan, pada tahun 2017, perseroan mengalokasikan pencadangan sekitar Rp 700-800 miliar. Pencadangan ini menggerus laba perseroan pada 2017." Pada 2018, profitabilitas bisa membaik karena tidak perlu pencadangan," ujar dia di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Pada tahun ini, perseroan juga akan menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di bawah 4%. "Harga tambang lagi bagus, ada yang ingin melunasi kredit tersebut,"jelas dia.
Sementara untuk ekspansi kredit, tahun ini ditarget 5-8%.Perseroan masih akan fokus di UMKM yakni 40%. Sisanya di KPR dan KPM yang akan ditingkatkan dari di bawah 10% menjadi 10-15%. "Kami juga akan mengurangi komersial untuk sektor yang besar,"kata dia.
(hps) Next Article Harga Saham Bukopin Anjlok 5,56% ke Level Rp 442/saham
Most Popular