
Setelah Rights Issue, BRI Agro Akan Akuisisi Bank Buku I
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
03 April 2018 07:55

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan mengakuisisi salah satu bank kecil di Indonesia melalui anak usahanya, PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO).
Rencana akuisisi tersebut akan dilakukan setelah BRI Agro melaksanakan penawaran umum terbatas (rights issue) yang rencananya dilakukan pada Mei mendatang.
"Kami kan rencana mau rights issue sekitar awal bulan Mei, jadi baru rencana akuisisinya," ujar Direktur Utama BRI Suprajarto hari Senin (2/4/2018) malam.
Namun, pihaknya belum mau menyebutkan bank yang akan diakuisisi tersebut, namun ditargetkan hanya berjumlah satu bank dengan kategori BUKU I atau lebih rendah dari kategori BRI Agro yang merupakan bank BUKU II.
Akuisisi tersebut di luar harapan BBRI yang sebelumnya berencana mengakuisisi dua bank kecil.
"Yang satu lagi sepertinya diambil oleh bank asing, oleh Korea [Selatan]. Paling cuma satu [bank yang akan diakuisisi] jadinya. Kami bukannya kurang cepat, tapi mereka bank asing lebih butuh bangun potensinya di Indonesia dan tawaran mereka pasti lebih tinggi dari BRI," tambah Suprajarto.
Ia menolak menjelaskan rencana pengambilalihan tersebut lebih jauh mengingat persaingan dengan bank asing cukup tinggi dalam melakukan akuisisi bank-bank kecil di Indonesia.
"Saya harap OJK bisa melakukan sesuatu terkait persaingan tersebut. Kami tidak mau ngomong dulu bank yang satu ini, nanti kami ga dapat lagi mengingat asing terus saingan, karena BRI pasti selalu mengincar bank-bank kecil yang bagus," tambah Suprajarto.
Berkaitan dengan rights issue BRI Agro, pihaknya menargetkan bisa meningkatkan kategori BRI Agro dari sebelumnya di BUKU II menjadi bank BUKU III.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), BRI Agro akan menerbitkan 6 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau total Rp 600 miliar.
Adapun jumlah saham tersebut mencapai 33,5% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Apabila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD-nya maka akan terkena dilusi maksimal 24,54% dari persentase kepemilikan saham.
Di sisi lain, perseroan juga membuka opsi tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Adapun jumlah saham yang diterbitkan tanpa HMETD mencapai 850 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham tersebut mencapai 4,76% dari modal yang ditempatkan.
(prm) Next Article BRI Optimistis Akusisi Satu Bank untuk Anak Usahanya
Rencana akuisisi tersebut akan dilakukan setelah BRI Agro melaksanakan penawaran umum terbatas (rights issue) yang rencananya dilakukan pada Mei mendatang.
"Kami kan rencana mau rights issue sekitar awal bulan Mei, jadi baru rencana akuisisinya," ujar Direktur Utama BRI Suprajarto hari Senin (2/4/2018) malam.
Akuisisi tersebut di luar harapan BBRI yang sebelumnya berencana mengakuisisi dua bank kecil.
"Yang satu lagi sepertinya diambil oleh bank asing, oleh Korea [Selatan]. Paling cuma satu [bank yang akan diakuisisi] jadinya. Kami bukannya kurang cepat, tapi mereka bank asing lebih butuh bangun potensinya di Indonesia dan tawaran mereka pasti lebih tinggi dari BRI," tambah Suprajarto.
Ia menolak menjelaskan rencana pengambilalihan tersebut lebih jauh mengingat persaingan dengan bank asing cukup tinggi dalam melakukan akuisisi bank-bank kecil di Indonesia.
"Saya harap OJK bisa melakukan sesuatu terkait persaingan tersebut. Kami tidak mau ngomong dulu bank yang satu ini, nanti kami ga dapat lagi mengingat asing terus saingan, karena BRI pasti selalu mengincar bank-bank kecil yang bagus," tambah Suprajarto.
Berkaitan dengan rights issue BRI Agro, pihaknya menargetkan bisa meningkatkan kategori BRI Agro dari sebelumnya di BUKU II menjadi bank BUKU III.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk rencana penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), BRI Agro akan menerbitkan 6 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau total Rp 600 miliar.
Adapun jumlah saham tersebut mencapai 33,5% dari modal yang ditempatkan dan disetor. Apabila pemegang saham tidak melaksanakan HMETD-nya maka akan terkena dilusi maksimal 24,54% dari persentase kepemilikan saham.
Di sisi lain, perseroan juga membuka opsi tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Adapun jumlah saham yang diterbitkan tanpa HMETD mencapai 850 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham tersebut mencapai 4,76% dari modal yang ditempatkan.
(prm) Next Article BRI Optimistis Akusisi Satu Bank untuk Anak Usahanya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular