
Perry Warjiyo Sudah Punya Cara Kelola Modal Asing
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2018 14:04

Perry memberi ilustrasi dua kondisi arus modal. Pertama adalah kala arus modal asing melimpah dan masuk dengan cepat. Meski bisa memperkuat nilai tukar, tetapi hal ini menyimpan risiko besar.
"Melimpahnya aliran masuk modal asing dapat saja menimbulkan ketidakstabilan makroekonomi dan sistem keuangan, pemanasan ekonomi atau asset bubbles, apresiasi nilai tukar yang terlalu kuat, ekspansi kredit yang cepat, dan meningkatnya risiko sistemik di dalam neraca, serta kerentanan lain yang dapat mengakibatkan pembalikan mendadak," papar Perry dalam tulisannya.
Dalam kondisi seperti ini, lanjut Perry, kenaikan suku bunga acuan tidak efektif dan justru akan menarik masuknya aliran modal asing lebih besar lagi, khususnya jika inflasi terkendali. Semakin membanjirnya arus modal maka artinya situasi semakin rentan.
Oleh karena itu, kebijakan yang pantas dalam kondisi seperti itu adalah intevensi beli oleh bank sentral di valuta asing. Langkah ini dapat mengurangi apresiasi nilai tukar dan meningkatkan cadangan devisa untuk bantalan apabila terjadi pembalikan modal ke luar.
"Kenaikan Giro Wajib Minimum dapat menyerap ekspansi likuiditas di sistem perbankan dari aliran masuk modal asing tersebut," tambah Perry.
Ilustrasi kedua adalah situasi pembalikan modal asing secara mendadak dalam jumlah besar dan terus menerus alias sudden reversal. Seperti halnya arus modal yang terlalu deras, situasi ini juga membawa risiko dahsyat.
Dalam kondisi sudden reversal, demikian Perry, kenaikan suku bunga dapat ditempuh. Apalagi bila terjadi tekanan inflasi. Selain itu, intervensi jual valuta asing oleh bank sentral juga dapat memitigasi depresiasi nilai tukar, sepanjang tidak menyebabkan terkurasnya kecukupan cadangan devisa.
"Kerja sama swap dengan bank sentral lain juga dapat meningkatkan kepercayaan, di samping dapat digunakan untuk memperkuat cadangan devisa. Penurunan Giro Wajib Minimum juga menjadi opsi yang dapat ditempuh, demikian pula pelonggaran aturan yang sudah ada," jelas Perry.
Menurut Perry, pertahanan terbaik bagi negara berkembang agar mampu memetik manfaat dan mitigasi risiko dari aliran modal asing adalah dengan penerapan kebijakan makroekonomi yang pruden, fleksibilitas nilai tukar, pendalaman pasar keuangan, penguatan pengaturan dan pengawasan sistem keuangan, serta peningkatan kapasitas institusional, baik di pemerintahan maupun korporasi. (aji/dru)
"Melimpahnya aliran masuk modal asing dapat saja menimbulkan ketidakstabilan makroekonomi dan sistem keuangan, pemanasan ekonomi atau asset bubbles, apresiasi nilai tukar yang terlalu kuat, ekspansi kredit yang cepat, dan meningkatnya risiko sistemik di dalam neraca, serta kerentanan lain yang dapat mengakibatkan pembalikan mendadak," papar Perry dalam tulisannya.
Dalam kondisi seperti ini, lanjut Perry, kenaikan suku bunga acuan tidak efektif dan justru akan menarik masuknya aliran modal asing lebih besar lagi, khususnya jika inflasi terkendali. Semakin membanjirnya arus modal maka artinya situasi semakin rentan.
"Kenaikan Giro Wajib Minimum dapat menyerap ekspansi likuiditas di sistem perbankan dari aliran masuk modal asing tersebut," tambah Perry.
Ilustrasi kedua adalah situasi pembalikan modal asing secara mendadak dalam jumlah besar dan terus menerus alias sudden reversal. Seperti halnya arus modal yang terlalu deras, situasi ini juga membawa risiko dahsyat.
Dalam kondisi sudden reversal, demikian Perry, kenaikan suku bunga dapat ditempuh. Apalagi bila terjadi tekanan inflasi. Selain itu, intervensi jual valuta asing oleh bank sentral juga dapat memitigasi depresiasi nilai tukar, sepanjang tidak menyebabkan terkurasnya kecukupan cadangan devisa.
"Kerja sama swap dengan bank sentral lain juga dapat meningkatkan kepercayaan, di samping dapat digunakan untuk memperkuat cadangan devisa. Penurunan Giro Wajib Minimum juga menjadi opsi yang dapat ditempuh, demikian pula pelonggaran aturan yang sudah ada," jelas Perry.
Menurut Perry, pertahanan terbaik bagi negara berkembang agar mampu memetik manfaat dan mitigasi risiko dari aliran modal asing adalah dengan penerapan kebijakan makroekonomi yang pruden, fleksibilitas nilai tukar, pendalaman pasar keuangan, penguatan pengaturan dan pengawasan sistem keuangan, serta peningkatan kapasitas institusional, baik di pemerintahan maupun korporasi. (aji/dru)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular