
Menebak Arah Kebijakan BI di Bawah Komando Perry Warjiyo
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
29 March 2018 11:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XI DPR telah menggelar uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon Gubernur Bank Indonesia (BI) pengganti Agus DW Martowardojo yang akan segera mengakhiri masa tugasnya. Sang calon tunggal, Perry Warjiyo, melenggang mulus dalam ujian tersebut.
Kemarin sore, para wakil rakyat telah sepakat bulat mengusung Perry sebagai Gubernur BI yang baru. Kini Perry hanya tinggal menunggu pengesahan di sidang paripurna DPR.
Saat ini, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. Posisi tersebut diembannya sejak dilantik pada April 2013.
Perry memang 'orang dalam' di BI. Laki-laki kelahiran Sukoharjo (Jawa Tengah) 15 Februari 1959 ini berkarir di BI sejak awal 1984.
Perry bisa dibilang seorang moneteris sejati. Selepas lulus sarjana dari Universitas Gadjah Mada, Perry melanjutkan studi di bidang moneter ke Iowa State University.
Namun, Perry sepertinya juga merupakan sosok yang peduli terhadap sektor riil. Perry berkali-kali mengungkapkan, kebijakan BI bukan hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga harus berpihak kepada pertumbuhan ekonomi.
Sikap Perry yang pro growth ditunjukkannya dalam berbagai kesempatan. Misalnya kala konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2018.
Perry menyatakan boleh saja stance kebijakan moneter BI tetap netral. Namun BI tetap berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan makroprudensial, dengan stance yang masih akomodatif.
"Kalau kebijakan moneter, suku bunga, kata-katanya adalah cukup memadai. Tapi kalau makroprudensial, kita pelonggaran. Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan ditempuh dan bisa dilakukan secara lebih optimal," tegasnya kala itu.
Perry juga sering menegaskan, sektor keuangan harus mendukung sektor riil, jangan sampai satu meninggalkan yang lain. Oleh karena itu, dia berharap penyaluran kredit bisa meningkat dan bunganya diturunkan.
"Akankah suku bunga kredit masih turun? Kita yakini masih. Caranya meningkatkan efisiensi dan pendapatan bank yang lain-lain selain bunga. Masih ada room untuk menurunkan suku bunga kedit," sebutnya dalam kesempatan yang sama.
Kemarin sore, para wakil rakyat telah sepakat bulat mengusung Perry sebagai Gubernur BI yang baru. Kini Perry hanya tinggal menunggu pengesahan di sidang paripurna DPR.
Saat ini, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI. Posisi tersebut diembannya sejak dilantik pada April 2013.
Perry bisa dibilang seorang moneteris sejati. Selepas lulus sarjana dari Universitas Gadjah Mada, Perry melanjutkan studi di bidang moneter ke Iowa State University.
Namun, Perry sepertinya juga merupakan sosok yang peduli terhadap sektor riil. Perry berkali-kali mengungkapkan, kebijakan BI bukan hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga harus berpihak kepada pertumbuhan ekonomi.
Sikap Perry yang pro growth ditunjukkannya dalam berbagai kesempatan. Misalnya kala konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2018.
Perry menyatakan boleh saja stance kebijakan moneter BI tetap netral. Namun BI tetap berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan makroprudensial, dengan stance yang masih akomodatif.
"Kalau kebijakan moneter, suku bunga, kata-katanya adalah cukup memadai. Tapi kalau makroprudensial, kita pelonggaran. Menjaga momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan ditempuh dan bisa dilakukan secara lebih optimal," tegasnya kala itu.
Perry juga sering menegaskan, sektor keuangan harus mendukung sektor riil, jangan sampai satu meninggalkan yang lain. Oleh karena itu, dia berharap penyaluran kredit bisa meningkat dan bunganya diturunkan.
"Akankah suku bunga kredit masih turun? Kita yakini masih. Caranya meningkatkan efisiensi dan pendapatan bank yang lain-lain selain bunga. Masih ada room untuk menurunkan suku bunga kedit," sebutnya dalam kesempatan yang sama.
Next Page
Naik atau Tidak Naik?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular