Laba BUMN Karya Moncer di Tengah Tingginya Kecelakaan Proyek

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 March 2018 06:30
Tiga BUMN sektor Konstruksi membukukan kinerja positif sepanjang 2017.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga BUMN sektor Konstruksi, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk membukukan kinerja positif sepanjang 2017. Laba perusahaan tersebut meroket hingga di atas 50% kecuali untuk Wijaya Karya.


Waskita Karya mencatat laba Rp 4,20 triliun di 2017 di mana angka tersebut meroket 132% dibanding laba yang diperoleh tahun 2016. Sementara, Adhi Karya mencatat pertumbuhan laba sepanjang 2017 sekitar 64,09% atau menjadi Rp 517,06 miliar, dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 315,11 miliar.

Satu lagi, Wijaya Karya hanya mencetak laba sebesar Rp 1,36 triliun pada tahun 2017. Laba perusahaan meningkat tipis dari perolehan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,15 triliun.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang dalam siaran pers yang dikutip CNBC Indonesia, Rabu (28/3/2018) mengungkapkan pertumbuhan yang cepat dan tinggi, harus pula diimbangi dengan kesiapan organisasi dan sistem pendukungnya, di mana keduanya berujung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).

"Aspek kualitas hasil kerja serta keselamatan kerja harus dijadikan prioritas utama, sebagaimana aspek kesehatan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, penataan manajemen QHSE (quality, health, safety & environment) mutlak diperlukan agar dapat segera berproses dan menjadi budaya kerja korporat," papar Ahmad Bambang.

Di tengah laba yang moncer, tingkat kecelakaan kerja pun ikutan melambung. Kembali ke enam bulan terakhir, tercatat ada 14 kecelakaan kerja di proyek-proyek infrastruktur. Sebanyak tujuh proyek di antaranya digarap oleh perusahaan kontraktor Waskita Karya.


Ahmad Bambang menambahkan profit yang tinggi juga harus diimbangi dengan kepedulian yang tinggi terhadap aspek manusia baik pekerja maupun pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya, serta aspek lingkungannya.

"Karena, keselarasan Profit, People, Planet inilah yang akan menjamin daya kebersinambungan (sustainability) perusahaan," tegas Ahmad Bambang.


(dru) Next Article 2018 Loyo, Sektor Konstruksi Diprediksi Cerah Tahun Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular