Internasional

Rencana Besar AirAsia, Dari Grup Hingga Tawarkan Koin Digital

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
20 March 2018 17:56
AirAsia berencana melakukan penawaran perdana koin atau initial coin offering (ICO) untuk transaksi di atas pesawat.
Foto: The Star
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembentukan perusahaan AirAsia Group telah memungkinkan satu perusahaan tunggal memiliki 100% maskapai AirAsia yang beroperasi di penjuru Asia Tenggara, kata CEO grup tersebut, Tony Fernandes.

Langkah tersebut, ujarnya, dapat meningkatkan harga saham untuk investor.


"Salah satu alasan harga saham kami selalu tertahan sedikit menurut saya adalah kami memiliki struktur yang rumit," kata Fernandes kepada CNBC International.

"Kami telah melakukan banyak hal untuk membereskannya, tetapi sekarang dengan pembentukan AirAsia Group, saya benar-benar mendapatkan kemampuan untuk berbicara ke para pemimpin untuk mencoba dan menciptakan 100% kepemilikan maskapai ASEAN."

ASEAN terdiri dari Laos, Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, Myanmar, dan Brunei Darussalam.

Fernandes berkata pada akhirnya para pemegang saham dapat menjual sahamnya untuk mendapatkan saham AirAsia Group.

CEO, yang juga pemilik mayoritas klub sepak bola Inggris Queens Park Rangers, mengelaborasi keseluruhan "master plan [rancangan utama] ASEAN terbaik"nya, termasuk mendirikan maskapai di Myanmar dan Vietnam, serta pada akhirnya menciptakan aset kripto digital milik maskapai tersebut melalui penawaran umum koin (Initial Coin Offering/ ICO).

"Jika Anda melihat besarnya populasi [di ASEAN], Vietnam dan Myanmar akan menjadi dua yang terakhir," kata Fernandes. Ia menambahkan dengan mendirikan maskapai di kedua negara tersebut berarti AirAsia mencakup "semua negara berpopulasi besar" di kawasan.

'Aset terbesar adalah data'
Fernandes juga mengatakan punya rencana lain untuk maskapai lewat pemanfaatan dana dan ekosistem yang sudah dimiliki grup termasuk menyediakan pinjaman kecil untuk konsumen dan ICO di masa depan.

"Aset terbesar yang saya miliki adalah data," kata Fernandes, merujuk pada perusahaan digital seperti Uber yang mencoba untuk mendapatkan data serupa dengan biaya tinggi. "Kami memiliki konsumen dan ekosistem tersebut," katanya.

Langkah pertama, menurut Fernandes, adalah "menghapus uang tunai dari pesawat".

"Jadi Anda akan membeli makanan, Anda akan bertransaksi dengan kami menggunakan sistem pembayaran kami. Namun, kami juga mengeluarkan poin dan poin sebenarnya adalah mata uang digital - itulah di mana ICO muncul," katanya, merujuk pada banyak penumpang AirAsia yang merupakan pekerja migran yang "sangat sering menggunakan layanan penukaran mata uang asing" untuk mengirim uang ke rumahnya.

Pada akhirnya, katanya, maskapi harus bisa memberikan pinjaman kecil ke konsumennya. Namun, hal itu kemungkinan akan muncul melalui kemitraan dan mungkin pada akhirnya membuat perusahaan baru.


Fernandes mengatakan masa depan perusahaan jelas.

"Bagi kami, bisnis maskapai akan menghapuskan uang tunai. Bisnis ini akan menghasilkan uang dari [pertukaran uang asing]. Ada jumlah besar yang akan dihasilkan, untuk kami, dari [pertukaran uang asing]."
(prm) Next Article Merasa Dikekang, Bos AirAsia: RI Jangan Terlalu Mengatur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular