
Tunggu Keputusan The Fed, IHSG dan Bursa Asia Lainnya Anjlok
Ratelia Nabila & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 March 2018 11:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini terkoreksi dalam. Pada pukul 11.15 WIB, IHSG tercatat terkoreksi 0,99%.
Koreksi IHSG tersebut sejalan dengan koreksi yang sedang terjadi di bursa saham utama Asia. Menurut Analis, pemicu koreksi bursa saham domestik dan regional pada pagi ini disebabkan sentimen dari rencana Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate).
Hal ini memicu investor asing melakukan akumulasi jual bersih senilai Rp 341,53 miliar.
Analis PT Kresna Securities Daniel Panggabean, investor sedag menunggu pengumuman suku Bungan acuan baru Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed yang akan dilakukan pada 20-21 Maret 2018 mendatang atau pekan ini.
"Kalau dilihat masih dari isu domestik The Fed ya, jadi masih pada melihat keputusan suku Bungan acuan AS pada Kamis ini", ujar Daniel saat dihubungi CNBC Indonesia", Selasa (20/3/2018).
Sedangkan untuk sentimen dalam negeri, dirinya belum melihat adanya sentimen yang melemahkan IHSG secara regional. "Kalau secara dalam negeri atau regional saya rasa belum ada, walaupun kita sempat defisit anggaran kemarin tapi itu juga karena belanja di awal tahun yang tinggi ya. Jadi saya pikir dari dalam negeri masih bagus", tambah Daniel.
Sementara itu, pasar saham Asia pagi ini mayoritas terkoreksi. Indeks Nikkei 225 turun 0,66%, indeks Kospi turun 0,29%, indeks Hang Seng turun 0,54%, indeks Shanghai Composite turun 0,26% dan indeks Straits Times anjlok 0,14%.
Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan juga menyampaikan hal yang sama, bahwa keputusan rapat The Fed mempengaruhi sentimen investor dalam bertransaksi saham hari ini. Selain itu, sentimen perang dagan juga masih mempengaruhi bursa saham, apalagi China dan Amerika Serikat merupakan mitra dagang Indonesia.
"Sentimen dari domestik tidak terlalu mempengaruhi IHSG Indonesia secara keseluruhan, saat ini yang diperhatikan investor justru faktor eksternal, yang justru berperan menimbulkan domino effect terhadap IHSG Indonesia khususnya perang dagang dan rapat The Fed," kata Kevin.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Koreksi IHSG tersebut sejalan dengan koreksi yang sedang terjadi di bursa saham utama Asia. Menurut Analis, pemicu koreksi bursa saham domestik dan regional pada pagi ini disebabkan sentimen dari rencana Bank Sentral Amerika atau The Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi akan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate).
Hal ini memicu investor asing melakukan akumulasi jual bersih senilai Rp 341,53 miliar.
"Kalau dilihat masih dari isu domestik The Fed ya, jadi masih pada melihat keputusan suku Bungan acuan AS pada Kamis ini", ujar Daniel saat dihubungi CNBC Indonesia", Selasa (20/3/2018).
Sedangkan untuk sentimen dalam negeri, dirinya belum melihat adanya sentimen yang melemahkan IHSG secara regional. "Kalau secara dalam negeri atau regional saya rasa belum ada, walaupun kita sempat defisit anggaran kemarin tapi itu juga karena belanja di awal tahun yang tinggi ya. Jadi saya pikir dari dalam negeri masih bagus", tambah Daniel.
Sementara itu, pasar saham Asia pagi ini mayoritas terkoreksi. Indeks Nikkei 225 turun 0,66%, indeks Kospi turun 0,29%, indeks Hang Seng turun 0,54%, indeks Shanghai Composite turun 0,26% dan indeks Straits Times anjlok 0,14%.
Kepala Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido mengatakan juga menyampaikan hal yang sama, bahwa keputusan rapat The Fed mempengaruhi sentimen investor dalam bertransaksi saham hari ini. Selain itu, sentimen perang dagan juga masih mempengaruhi bursa saham, apalagi China dan Amerika Serikat merupakan mitra dagang Indonesia.
"Sentimen dari domestik tidak terlalu mempengaruhi IHSG Indonesia secara keseluruhan, saat ini yang diperhatikan investor justru faktor eksternal, yang justru berperan menimbulkan domino effect terhadap IHSG Indonesia khususnya perang dagang dan rapat The Fed," kata Kevin.
(hps) Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham
Most Popular