
Terserang Virus Wall Street, IHSG Rentan Kembali Terkoreksi
Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
20 March 2018 09:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,36% ke level 6.266,58 poin. Pelemahan ini seturut dengan bursa-bursa Asia yang dibuka melemah karena terpengaruh bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street.
Pada awal perdagangan ini saham PT Express Trasindo Utama Tbk (Tbk) langsung terkena auto rejection atas dimana sahamnya mengalami penguatan 34,97%. Saham PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) naik 15,22%.
Penahan laju IHSG pada awal perdagangan ini berasal dari harga saham PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) yang langsung anjlok 5,33%. Saham PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) turun 7,37%.
Dari bursa Asia, indeks Nikkei 225 (Jepang) turun 1,85% ke 21.297,98 poin. Indeks Hang Seng (Hong Kong) dibuka melemah 0,6% ke 31.315,42 dan indeks Kospi (Korea Selatan) melemah 0,74%.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Pada awal perdagangan ini saham PT Express Trasindo Utama Tbk (Tbk) langsung terkena auto rejection atas dimana sahamnya mengalami penguatan 34,97%. Saham PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) naik 15,22%.
Penahan laju IHSG pada awal perdagangan ini berasal dari harga saham PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) yang langsung anjlok 5,33%. Saham PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) turun 7,37%.
Untuk perdagangan hari ini, mau tidak mau kabar buruk dari Wall Street akan mewarnai IHSG. Investor asing juga sepertinya masih belum bisa diharapkan untuk mengangkat IHSG. Fokus investor asing masih mengambil posisi jelang pertemuan The Fed. Mereka sebisa mungkin akan menghindari risiko (risk off), sehingga nampaknya aksi jual masih berlanjut.
Harga komoditas juga belum memberi angin segar ke IHSG. Harga minyak bergerak melemah meski dalam rentang tipis, dipicu oleh kekhawatiran melimpahnya produksi AS. Produksi minyak di Negeri Paman Sam kini naik sekitar 20% dibandingkan pertengahan 2016 menjadi 10,38 juta barel/hari.
Harga komoditas juga belum memberi angin segar ke IHSG. Harga minyak bergerak melemah meski dalam rentang tipis, dipicu oleh kekhawatiran melimpahnya produksi AS. Produksi minyak di Negeri Paman Sam kini naik sekitar 20% dibandingkan pertengahan 2016 menjadi 10,38 juta barel/hari.
Tidak hanya minyak harga komoditas lain pun bergerak turun. Mulai dari tembaga, timah, batu bara, sampai komoditas pangan seperti minyak sawit mentah (CPO), karet, dan kakao. Ini tentu bukan kabar baik untuk IHSG dan ekspor Indonesia.
Sementara kinerja emiten yang dirilis kemarin memberikan sinyal yang mixed. Laba bersih MIDI turun 47,56%, sementara INDY berhasil mencetak laba setelah pada 2016 membukukan rugi bersih. Belum ada sinyal bullish yang nyata dari kinerja emiten.
Sedangkan faktor-faktor yang bisa membuat IHSG berbalik arah ke zona hijau adalah rilis kinerja korporasi hari ini yaitu BDMN, OCAP, BULL, dan BBNI. Bila hasilnya cukup solid maka akan menjadi suntikan energi bagi IHSG.
Kemudian, harga aset yang sekarang semakin rendah juga bisa dimanfaatkan untuk aksi borong. Kini IHSG sudah mencatatkan pelemahan 1,04% sejak awal tahun.
Namun meski sudah terkoreksi cukup dalam, sebenarnya valuasi IHSG masih tergolong mahal. Price to earnings ratio (P/E) IHSG masih cukup tinggi yaitu 18,07 kali. Bursa-bursa utama regional tidak ada yang punya P/E setinggi itu.
P/E Straits Times adalah 11,64 kali, KLCI 16,68 kali, SETi 17,02 kali, Nikkei 225 15,5 kali, Hang Seng 13,49 kali, Shanghai Composite 14,91 kali, dan Kospi 12,1 kali. Oleh karena itu, sejatinya IHSG masih cukup rawan koreksi.
Sepertinya IHSG masih akan melalui ujian. Tinggal bagaimana ketenangan investor menghadapinya.
Sepertinya IHSG masih akan melalui ujian. Tinggal bagaimana ketenangan investor menghadapinya.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok
Most Popular