Daya Beli Masyarakat Turun, Laba Alfamidi Anjlok 47,56%

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
19 March 2018 17:23
Laba bersih perseroan tercatat turun 47,56% menjadi Rp 102,81 miliar dibandingkan laba bersih pada periode 2016 sebesar Rp 196,04 miliar.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Laba bersih pemilik gerai ritel Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), turun drastis pada 2017 karena pelemahan daya beli masyarakat. Laba bersih perseroan tercatat turun 47,56% menjadi Rp 102,81 miliar dibandingkan laba bersih pada periode 2016 sebesar Rp 196,04 miliar.

Berdasarkan laporan keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan usaha MIDI meningkat 15,01% menjadi Rp 9,76 triliun dibandingkan pada 2016 sebesar Rp 8,49 triliun.

Namun pada periode yang sama beban usaha perseoran meningkat 16,3% pada 2017 menjadi Rp 7,34 triliun dibandingkan beban usaha pada 2016 sebesar Rp 6,31 triliun.

Ekuitas MIDI pada 2017 tumbuh 3,10% menjadi Rp 922,87 miliar dibandingkan ekuitas pada 2016 sebesar Rp 895,10 miliar. Sedangkan liabilitas perusahaan juga meningkat cukup signifikan pada 2017 yaitu sebesar 17,5% menjadi Rp 3,95 triliun dibandingkan periode serupa pada 2016 sebesar Rp 3,36 triliun.

Sehingga aset perusahaan MIDI pada 2017 mencapai Rp 4,87 triliun atau naik 14,48% dibandingkan aset MIDI pada 2016 sebesar Rp 4,26 triliun.

Pertumbuhan pendapatan yang tidak signifikan tersebut disebabkan pelemahan pertumbuhan daya beli masyarakat di sepanjang tahun 2017. Pelemahan daya beli masyarakat tersebut sebagai akibat dari penyesuaian tarif listrik bagi 18,7 juta pelanggan rumah tangga pengguna daya 900 VA.

Konsumen Alfamidi merupakan pelanggan rumah tangga yang masuk dalam kategori tersebut.

Memasuki 2018, tekanan terhadap daya beli belum akan usai. Survei penjualan ritel yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel sepanjang bulan Januari turun sebesar 1,8% secara year-on-year (YoY). Padahal, pada periode yang sama tahun 2017, pertumbuhannya mencapai 6,3% YoY.

Pelemahan penjualan paling besar terjadi pada komponen makanan, minuman & tembakau. Pada bulan Januari, penjualannya hanya tumbuh sebesar 2% YoY, turun dari capaian Januari 2017 yang sebesar 7,3% YoY.
(hps) Next Article Permintaan Melemah, ICBP Masih Bisa Cetak Laba Rp 3,79 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular