
Begini Komposisi Utang Pemerintah Rp 4.000 T
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 March 2018 10:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Total utang pemerintah pada akhir Februari 2018 mencapai 29,24% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 4.034,80 triliun. Posisi tersebut, diklaim pemerintah masih dalam batas aman.
Lantas, bagaimana komposisi utang pemerintah?
Mengutip data Kementerian Keuangan melalui APBN Kita yang dirilis Maret 2018, Kamis (15/3/2018), terjadi pergeseran utang pemerintah dalam bentuk pinjaman komersial ke pinjaman multilateral di Februari 2018.
Pinjaman luar negeri yang berasal dari kreditur komersial seperti lembaga keuangan internasional mencapai Rp 43,32 triliun, atau tumbuh minus 4,21% dari periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 45,22 triliun.
Sementara itu, pinjaman luar negeri yang berasal dari kreditur multilateral selama Februari mencapai Rp 396,02 triliun atau tumbuh 8,15% dari periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 366,18 triliun.
"Pemerintah mengutamakan pinjaman Multilateral yang biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman Komersial," demikian publikasi Kemenkeu yang dilansir CNBC Indonesia.
Dalam publikasi tersebut, disebutkan bahwa pinjaman multilateral memiliki lebih banyak keuntungan. Benefit tersebut, masih dibutuhkan Indonesia menangani isu pembangunan di bidang struktural dan sektoral.
Secara total, komposisi utang pemerintah di Februari masih di dominasi dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 3.257,26 triliun. Sementara itu, total pinjaman pemerintah melalui bilateral, multilateral, komersial, dan supplier mencapai Rp 734,98 triliun.
(dru) Next Article Utang Rp 4.000 T, Sri Mulyani: Pemerintah Tak Sembarangan!
Lantas, bagaimana komposisi utang pemerintah?
Mengutip data Kementerian Keuangan melalui APBN Kita yang dirilis Maret 2018, Kamis (15/3/2018), terjadi pergeseran utang pemerintah dalam bentuk pinjaman komersial ke pinjaman multilateral di Februari 2018.
Sementara itu, pinjaman luar negeri yang berasal dari kreditur multilateral selama Februari mencapai Rp 396,02 triliun atau tumbuh 8,15% dari periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 366,18 triliun.
"Pemerintah mengutamakan pinjaman Multilateral yang biayanya relatif lebih murah dibandingkan dengan pinjaman Komersial," demikian publikasi Kemenkeu yang dilansir CNBC Indonesia.
Dalam publikasi tersebut, disebutkan bahwa pinjaman multilateral memiliki lebih banyak keuntungan. Benefit tersebut, masih dibutuhkan Indonesia menangani isu pembangunan di bidang struktural dan sektoral.
Secara total, komposisi utang pemerintah di Februari masih di dominasi dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 3.257,26 triliun. Sementara itu, total pinjaman pemerintah melalui bilateral, multilateral, komersial, dan supplier mencapai Rp 734,98 triliun.
(dru) Next Article Utang Rp 4.000 T, Sri Mulyani: Pemerintah Tak Sembarangan!
Most Popular