
Indonesia Masih Terus 'Berutang untuk Bayar Utang'
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
15 March 2018 10:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia masih terus berkutat dengan istilah 'Gali Lubang Tutup Lubang' atau berutang demi menutup utang di tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bukan sekedar ungkapan belaka, data menjadi sebuah fakta yang menunjukkan hal tersebut melalui kata kunci 'Keseimbangan Primer'.
Keseimbangan Primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara.
Mengutip penjelasan APBN itu sendiri seperti dilansir CNBC Indonesia, Kamis (15/3/2018) dari situs resmi Kementerian Keuangan, Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
"Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang," demikian penjelasan dalam Glossary dan serba-serbi APBN.
Berdasarkan data APBN 2018, pemerintah mengasumsikan keseimbangan primer tahun ini di posisi negatif Rp 78,35 triliun. Sedangkan realisasi di tahun 2017 dalam APBN-P sebesar Rp 178 triliun
"Keseimbangan primer sebagai salah satu indikator sustainabilitas fiskal. Keseimbangan primer sampai dengan akhir tahun 2017 membaik, hanya sebesar negatif Rp 129,3 triliun, jauh lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar negatif Rp 178,0 triliun," demikian pembelaan Kementerian Keuangan dalam Ringkasan Eksekutif APBN-P 2017.
Alhasil, di tahun ini dan mungkin tahun-tahun ke depan keseimbangan primer masih akan negatif di tengah ekspansi fiskal Presiden Joko Widodo yang ingin menggenjot infrastruktur. Indonesia masih terus diselimuti oleh skema berutang untuk menutup utang.
Sebagai informasi, porsi utang pemerintah terus mengalami kenaikan. Total utang pemerintah pada akhir Februari 2018 mencapai 29,24% dari PDB Indonesia. Untuk diketahui, PDB Indonesia mencapai Rp 13.798,91 triliun.
Mengutip data Kementerian Keuangan melalui APBN Kita yang dirilis Maret 2018, Kamis (15/3/2018), total utang pemerintah pusat pada akhir Februari 2018 tercatat sebesar Rp 4.034,80 triliun. Angka tersebut tumbuh 13,46% dari periode yang sama pada tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 3.556,11 triliun.
(wed) Next Article Utang Luar Negeri RI di Akhir Januari 2018 Naik 10,3%
Keseimbangan Primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara.
Mengutip penjelasan APBN itu sendiri seperti dilansir CNBC Indonesia, Kamis (15/3/2018) dari situs resmi Kementerian Keuangan, Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Berdasarkan data APBN 2018, pemerintah mengasumsikan keseimbangan primer tahun ini di posisi negatif Rp 78,35 triliun. Sedangkan realisasi di tahun 2017 dalam APBN-P sebesar Rp 178 triliun
"Keseimbangan primer sebagai salah satu indikator sustainabilitas fiskal. Keseimbangan primer sampai dengan akhir tahun 2017 membaik, hanya sebesar negatif Rp 129,3 triliun, jauh lebih rendah dari yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar negatif Rp 178,0 triliun," demikian pembelaan Kementerian Keuangan dalam Ringkasan Eksekutif APBN-P 2017.
Alhasil, di tahun ini dan mungkin tahun-tahun ke depan keseimbangan primer masih akan negatif di tengah ekspansi fiskal Presiden Joko Widodo yang ingin menggenjot infrastruktur. Indonesia masih terus diselimuti oleh skema berutang untuk menutup utang.
Sebagai informasi, porsi utang pemerintah terus mengalami kenaikan. Total utang pemerintah pada akhir Februari 2018 mencapai 29,24% dari PDB Indonesia. Untuk diketahui, PDB Indonesia mencapai Rp 13.798,91 triliun.
Mengutip data Kementerian Keuangan melalui APBN Kita yang dirilis Maret 2018, Kamis (15/3/2018), total utang pemerintah pusat pada akhir Februari 2018 tercatat sebesar Rp 4.034,80 triliun. Angka tersebut tumbuh 13,46% dari periode yang sama pada tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 3.556,11 triliun.
(wed) Next Article Utang Luar Negeri RI di Akhir Januari 2018 Naik 10,3%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular