Utang Luar Negeri RI di Akhir Januari 2018 Naik 10,3%

gita rossiana, CNBC Indonesia
15 March 2018 16:56
Bank Indonesia (BI) merilis utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Januari 2018 mencapai US$ 357,5 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) merilis utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Januari 2018 mencapai US$ 357,5 miliar. Nilai tersebut meningkat 10,3% year on year (yoy).

Direktur Departemen Statistik BI Tutuk SH Cahyono menjelaskan, ULN tersebut terdiri dari utang sektor pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 183,4 miliar. Selain itu, dikontribusi pula oleh utang swasta sebesar US$ 174,2 miliar.

"Pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir Januari 2018, bersumber dari pertumbuhan ULN sektor swasta yang sebesar 6,8% (yoy) dan ULN sektor pemerintah dan bank sentral sebesar 13,7% (yoy)," ujar dia dalam acara Bincang-Bincang Media di Kantor BI, Jakarta, Kamis (15/3/2018).

Sementara itu berdasarkan jangka waktu, posisi ULN Indonesia pada akhir Januari 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang atau 85,9% dari total ULN. Pertumbuhan ULN jangka panjang tersebut meningkat dari 8,9% (yoy) pada Desember 2017 menjadi 9% (yoy) pada Januari 2018.

"Sementara pertumbuhan ULN jangka pendek melambat dari 19,8% menjadi 18,3% (yoy)," jelas dia.


Utang luar negeri Indonesia terhadap PDB tercatat stabil di kisaran 34%.

Kemudian untuk struktur ULN, sektor ULN pemerintah dan bank sentral mendominasi sekitar 98,1% dari total ULN. Kenaikan posisi ULN sektor pemerintah dan bank sentral dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan oleh kenaikan ULN jangka panjang.

Sedangkan berdasarkan instrumennya, kenaikan didorong oleh inflow dana asing pada SBN dan peningkatan pinjaman."Pinjaman LN sektor pemerintah didominasi oleh project loan yang posisinya naik sebesar US$ 1,2 miliar dari bulan sebelumnya," tegas dia.

Lebih lanjut untuk ULN sektor swasta, pertumbuhan sebesar 6,8% (yoy) ditopang oleh pertumbuhan ULN jangka panjang menjadi 3,9% (yoy). Sedangkan ULN jangka pendek melambat menjadi 15,8% (yoy).
(dru) Next Article Utang Pemerintah Tembus Rp 4.000 T, Masih Aman?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular