
Bursa Asia Ditutup Bervariasi, Tunggu Data Inflasi AS
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
13 March 2018 15:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia masih terfluktuasi (belum stabil) terhadap perdagangan hari ini. Investor masih berhati-hati akan dampak kekhawatiran perang dagang global yang akan terjadi, ditambah pasar juga sedang mengambil posisi untuk mengantisipasi rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari AFP, bursa saham Tokyo, Nikkei 225 ditutup menguat 0,7% ke level 21.968,10 pada perdagangan hari ini. Sedangkan bursa Hong Kong turun 0,2% ke level 31.545,92 dan bursa Shanghai terkoreksi 0,5%.
Bursa Seoul terkoreksi 0,4%, Singapura yang masih menguat stagnan 0,3% dan bursa saham Sydney yang terkoreksi 0,4%. Bursa Saham Jakarta, IHSG, Manila dan Bangkok juga terkoreksi.
Bursa saham Asia yang ditutup bervariasi tersebut, menyusul kekhawatiran dari Uni eropa (UE) akan tetap bertahan dari gangguan dagang AS.
Saat ini investor sedang menunggu perilisan data inflasi AS, yang diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga, dikarenakan pasar masih khawatir dengan dampak biaya pinjaman yang lebih tinggi tersebut bagi lingkungan investasi.
"Investore merasa sulit untuk mengabaikan kekhawatiran perang dagang dan investor sedang menerapkan strategi pertahanan pertama saat ini", ujar Head of Asia-Pacific trade at OANDA, Stephen Innes.
(hps) Next Article Yen Melemah, Bursa Saham Tokyo Menguat 1,42%
Dilansir dari AFP, bursa saham Tokyo, Nikkei 225 ditutup menguat 0,7% ke level 21.968,10 pada perdagangan hari ini. Sedangkan bursa Hong Kong turun 0,2% ke level 31.545,92 dan bursa Shanghai terkoreksi 0,5%.
Bursa Seoul terkoreksi 0,4%, Singapura yang masih menguat stagnan 0,3% dan bursa saham Sydney yang terkoreksi 0,4%. Bursa Saham Jakarta, IHSG, Manila dan Bangkok juga terkoreksi.
Saat ini investor sedang menunggu perilisan data inflasi AS, yang diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga, dikarenakan pasar masih khawatir dengan dampak biaya pinjaman yang lebih tinggi tersebut bagi lingkungan investasi.
"Investore merasa sulit untuk mengabaikan kekhawatiran perang dagang dan investor sedang menerapkan strategi pertahanan pertama saat ini", ujar Head of Asia-Pacific trade at OANDA, Stephen Innes.
(hps) Next Article Yen Melemah, Bursa Saham Tokyo Menguat 1,42%
Most Popular