
Respons Data Ekonomi, Bursa Asia Mayoritas Ditutup Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada Rabu (7/10/2020) mayoritas ditutup di zona hijau, kecuali indeks Nikkei Jepang yang ditutup melemah pada hari ini.
Tercatat indeks Nikkei Jepang melemah tipis 0,05%, indeks Hang Seng di Hong Kong terbang 1,09%, indeks STI Singapura menguat 0,36% dan KOSPI di Korea Selatan melesat 0,89%.
Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini menguat 0,10% di level 5.004,33.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 411 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 16,8 triliun.
Beberapa indeks saham di kawasan Asia, seperti di Hong Kong dan Korea Selatan langsung merespons terkait data ekonomi yang dirilis hari ini di kedua negara tersebut.
Di Hong Kong, data ekonomi yang dirilis hari ini adalah data Purchasing Managers' Index (PMI) versi Markit pada September, dimana PMI Negara Mutiara dari Timur tersebut naik 3,7 poin ke angka 47,7.
Indeks PMI memakai tolak ukur angka 50. Jika di bawah itu, maka diartikan terjadi kontraksi dan sebaliknya jika di atas itu berarti ada ekspansi.
Sedangkan, cadangan Devisa (cadev) Korea Selatan pada September 2020 tercatat sebesar US$ 420,55 miliar, naik dari bulan Agustus 2020 sebesar US$ 418,95 miliar.
Berbanding terbalik dengan Korea Selatan, cadev Jepang pada September 2020 sebesar US$ 1,389 triliun, atau turun dari bulan Agustus 2020 sebesar US$ 1,398 triliun..
Beralih ke Negeri Paman Sam, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump meminta perundingan stimulus senilai US$ 2,2 triliun dihentikan hingga pemilihan presiden 3 November mendatang.
"Saya menginstruksikan perwakilan untuk berhenti bernegosiasi sampai setelah pemilihan presiden," tulisnya di Twitter pribadinya @realDonaldTrump, Selasa (6/10/2020) sore waktu setempat.
Alhasil, harapan akan gelontoran stimulus guna membangkitkan perekonomian AS menjadi pupus, menyebabkan bursa saham AS kembali rontok.
Tetapi, di sisi lain, tanpa stimulus tambahan pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam akan berjalan lambat, dan bisa tertinggal dari negara-negara Eropa maupun Asia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
