Analis : Terkoreksinya IHSG Merupakan Hal Wajar

Monica Waraze & Tito Bosnia, CNBC Indonesia
07 March 2018 18:45
IHSG terkoreksi 2,03% merupakan koreksi terdalam selama 2018.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan analis, menilai koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 2,03% sore ini ke level 6.368,27 poin, merupakan hal yang wajar dan sehat bagi bursa domestik, setelah sempat rally dari awal tahun. Sejumlah sentimen dari domestik, regional dan global yang berkembang menjadi pemicu aksi ambil untung yang dilakukan investor.

Analis PT Recapital Asset Management Kiswoyo Adi mengatakan, pekan lalu IHSG masih menguat sejak awal tahun dan tercatat terus dalam tren menguat sejak awal tahun. "Koreksi hari ini memang karena sejak awal tahun IHSG naiknya terlalu cepat dan tidak ada waktu untuk stagnan, sehingga saya pikir ini saatnya IHSG low dulu", ujar Kiswoyo saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (07/03/2018).

Analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Taye Shim mengatakan penurunan IHSG karena adanya ketidakpastian yang berasal dari masalah internal dan eksternal. Namun, masalah internal lebih dominan.

Salah satunya, kepercayaan konsumen di bawah ekspetasi setelah penutupan pasar kemarin. Pada Februari indeks kepercayaan konsumen 122,5 poin padahal diharapkan 124 poin. Penurunan pada Februari ini merupakan penurunan tertinggi sejak September 2015.

"Reaksi pasar berlebihan. Penjualan bersih investor asing pada pasar reguler mencapai Rp 1,1 triliun. Penurunan indeks LQ-45 (2,3) melampaui penurunan IHSG (2%) mengindikasikan banyak penjualan saham (yang dimiliki investor asing). Kami menilai fundamental inti tidak berubah dan menganggap reaksi pasar terlalu berlebihan," ujar Taye.

Koreksi yang sehat

Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan penurunan IHSG dampak dari sentimen negatif eksternal. Pengunduran diri Gary Cohn, penasehat ekonomi Trump dianggap sebagai sinyal akan diterapkannya tarif masuk tinggi untuk produk baja dan aluminium setelah sebelumnya ada potensi aturan ini tak jadi diterapkan.

Selain itu, berakhirnya musim dingin dan aturan pemerintah tentang pembatasan harga batu bara menjadi sentimen negatif dan menimbulkan kecemasan bagi pelaku pasar.

Menurut dia pelemahan IHSG masih akan berlanjut hingga esok hari karena faktor dari sentimen global. Investor masih akan berfokus untuk mencari investasi save heaven meskipun fundamental emiten dalam negeri tidak terganggu. 

Analis Henan Putihrai Liza Camelia Suryanata, mengatakan untuk jangka panjang, koreksi dalam IHSG yang terjadi hari ini merupakan momentum baik untuk koreksi yang sehat. "Untuk melihat IHSG secara jangka panjang masih meningkat tren nya dari Desember 2016. Sehingga kalau secara jangka pendek (short term), bisa kita sebut sebagai koreksi yang sehat", ujar Liza.

Liza menambahkan secara fundamental, koreksi IHSG dikarenakan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur harga jual batu bara domestik, khusus ke PT PLN (Persero), sehingga memicu aksi jual saham pertambangan.

Secara teknikal, Liza menambahkan, koreksi IHSG yang terjadi dalam dua hari terakhir belum menyentuh level support 6.240 poin. Artinya, untuk tren secara jangka panjang masih bisa dianggap sehat.

"Jika ditutup masih diatas level 6240, secara green line masih dianggap sehat", tambah Liza.
(roy/roy) Next Article Pasca Libur Lebaran, IHSG Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular