Asing Kembali Masuk, Obligasi Mulai Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 March 2018 18:32
Masuknya dana asing ke pasar obligasi membantu menstabilkan pergerakan nilai tukar.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi Indonesia ditutup menguat hari ini (5/3/2018). Hal ini tergambar dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang naik 0,09% ke level 242,89 poin. Imbal hasil SUN FR0064 (obligasi pemerintah tenor 10 tahun) turun cukup signifikan ke level 6,56% atau 5bps lebih rendah dibandingkan posisi Jumat lalu yang sebesar 6,61%.

Tekanan yang terjadi di pasar saham regional hari ini tidak ikut menjalar ke pasar obligasi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh imbal hasil yang memang sudah naik secara signifikan sejak pertengahan Januari 2018. Penguatan pasar obligasi hari ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar obligasi Indonesia mulai berbalik arah.
Asing Kembali Masuk, Obligasi Mulai MenguatFoto: CNBC Indonesia
Lantas, ada kemungkinan investor asing mulai melirik kembali pasar surat utang dalam negeri, terlebih imbal hasilnya sudah relatif menarik. Kembalinya dana asing ke pasar obligasi tentu menjadi sesuatu yang sangat positif bagi Indonesia, mengingat hal tersebut dapat membantu menstabilkan pergerakan nilai tukar. Pada perdagangan hari ini, rupiah ditutup melemah 0,04% ke level Rp 13.760/dolar AS.

Sebagai informasi, pada dua hari pertama bulan Maret, investor asing masih melepas kepemilikannya atas obligasi pemerintah Indonesia. Per tanggal 2 Maret, kepemilikan investor asing atas obligasi pemerintah yang dapat diperdagangkan tercatat sebesar Rp 842,58 triliun atau 39,31% dari total, turun Rp 5,64 triliun jika dibandingkan dengan posisi akhir Februari yang sebesar Rp 848,22 triliun (39,83%). Sepanjang bulan Februari, jual bersih investor asing di pasar obligasi diketahui mencapai Rp 21,5 triliun.

Aksi jual ini tidak lain dipicu oleh ketakutan atas kenaikan suku bunga acuan oleh the Federal Reserve yang lebih agresif dari perkiraan. Sisi positifnya, jika dihitung sejak akhir tahun lalu sampai dengan Jumat kemarin (2/3), investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp 6,43 triliun.

Faktor eksternal masih menjadi fokus

Bagaimanapun juga, investor asing masih akan mewaspadai faktor-faktor eksternal dalam mengambil keputusan. Pertama, keputusan the Fed terkait dengan suku bunga acuan yang akan diumumkan pada 21 Maret mendatang waktu Indonesia.

Selain suku bunga, pelaku pasar juga menantikan versi terbaru dari 'dot plot' yang berisikan survei dari 12 anggota FOMC (Federal Open Market Committee) selaku pengambil keputusan terkait proyeksi mereka atas tingkat suku bunga acuan pada akhir tahun.

Kedua, perkembangan terkait potensi perang dagang pasca Trump berencana mengenakan bea masuk untuk baja dan aluminium masing-masing sebesar 25% dan 10%. Kebijakan ini ditakutkan akan membuat negara-negara mitra dagang AS mengeluarkan kebijakan serupa sebagai aksi 'balas dendam'.

Ketiga, pemilihan umum di Italia. Jika partai-partai yang memiliki ideologi 'anti-Uni Eropa' berhasil menguasai parlemen, bukan tidak mungkin Italia akan mengikuti langkah Inggris untuk keluar dari Uni Eropa. Pasar keuangan dunia pun dipastikan akan kembali bergejolak, mengingat Italia merupakan negara dengan perekonomian ke-3 terbesar di wilayah Eropa (Euro area).
TIM RESEARCH CNBC INDONESIA

(roy/roy) Next Article Yield Obligasi Negara Naik, Tertinggi Sejak November 2017

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular