Laba Bersih Barito Pacific 2017 Turun 10,31% Jadi Rp 1,69 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 March 2018 17:55

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Barito Pasific Tbk (BRPT) sepanjang 2017 membukukan penurunan laba bersih 10,31% menjadi US$ 118,11 juta atau setara Rp 1,69 triliun, dari laba bersih perusahaan sepanjang 2016 yang mencapai US$ 131,70 juta. Untuk tahun ini perseroan menyiapkan sejumlah langkah untuk meningkatkan kinerja perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2017, pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan sebesar 25,03% menjadi US$ 2,45 miliar. Nilai ini naik jika dibandingkan dengan pendapatan bersih perusahaan sepanjang periode tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,96 miliar.
Direktur Utama Barito Pasific Agus Salim Pangestu mengatakan pendatapan perusahaan tahun lalu terutama disumbangkan oleh industri petrokimia yang dijalankan anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar 98,6%.
"Peningkatan kinerja Barito Pasific tahun lalu didukung oleh pertumbuhan kinerja cemerlang dari sejumlah anak usaha, terutama Chandra Asri. Selain itu, peningkatan pendapatan juga dipengaruhi oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sisi pengeluaran/beban," kata Agus dalam siaran persnya, Senin (5/3).
Ke depan, perusahaan menargetkan kontribusi dari Chandra Asri akan terus meningkat seiring dengan peningkatan produksi olefin mencapai 4,1 juta ton dan produksi 1 juta ton ethylene. Peningkatan produksi tersebut akan terjadi pada 2020 dan 2023 mendatang saat pembangunan komplek petrokimia milik perusahaan selesai.
Tahun ini perusahaan juga menargetkan selesainya akuisisi Star Energy sebagai langkah diversifikasi usaha. Dana untuk akuisisi ini akan didapat perusahaan dari dana hasil rights issue yang akan digelar dapam waktu dekat yang ditargetkan dapat menggaet dana mencapai US$ 1 miliar.
Perusahaan juga akan merambah usaha pembangkit listrik dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) melalui anak usahanya bersama dengan PT Indonesia Power, yakni PT Putra Indo Tenaga. Pembangkit listrik Jawa 9 dan Jawa 10 ini diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 2x1.000 megawatt.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2017, pendapatan bersih perusahaan mengalami peningkatan sebesar 25,03% menjadi US$ 2,45 miliar. Nilai ini naik jika dibandingkan dengan pendapatan bersih perusahaan sepanjang periode tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,96 miliar.
Direktur Utama Barito Pasific Agus Salim Pangestu mengatakan pendatapan perusahaan tahun lalu terutama disumbangkan oleh industri petrokimia yang dijalankan anak usahanya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sebesar 98,6%.
Ke depan, perusahaan menargetkan kontribusi dari Chandra Asri akan terus meningkat seiring dengan peningkatan produksi olefin mencapai 4,1 juta ton dan produksi 1 juta ton ethylene. Peningkatan produksi tersebut akan terjadi pada 2020 dan 2023 mendatang saat pembangunan komplek petrokimia milik perusahaan selesai.
Tahun ini perusahaan juga menargetkan selesainya akuisisi Star Energy sebagai langkah diversifikasi usaha. Dana untuk akuisisi ini akan didapat perusahaan dari dana hasil rights issue yang akan digelar dapam waktu dekat yang ditargetkan dapat menggaet dana mencapai US$ 1 miliar.
Perusahaan juga akan merambah usaha pembangkit listrik dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture) melalui anak usahanya bersama dengan PT Indonesia Power, yakni PT Putra Indo Tenaga. Pembangkit listrik Jawa 9 dan Jawa 10 ini diharapkan bisa menghasilkan listrik sebesar 2x1.000 megawatt.
Barito Pacific juga mengkonsolidasikan Star Energy menjadi anak usaha langsung dengan kepemilikan sebesar 66%.
(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular