Laba Bersih Chandra Asri Naik 6,2% Jadi Rp 4,53 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 March 2018 11:22
Jumlah tersebut naik dari laba bersih perusahaan sepanjang periode 2016 sebesar US$ 298,32 juta.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatatkan kenaikan tipis untuk laba bersih sebesar 6,29% menjadi US$ 317,09 juta atau setara Rp 4,53 triliun. Jumlah tersebut naik dari laba bersih perusahaan sepanjang periode 2016 sebesar US$ 298,32 juta.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan 2017, perusahaan membukukan kenaikan pendapatan bersih sepanjang 2017 sebesar 27,06%. Nilai yang berhasil dikantorngi perusahaan menjadi US$ 2,41 miliar di kahuir tahun lalu dibanding dengan pendapatan di 2016 sebesar US$ 1,90 miliar.

Direktur Utama Chandra Asri Erwin Ciputra mengatakan perusahaan diuntungkan dari kondisi industri petrokimia yang baik dengan marjin produk sehat yang berkesinambungan dan mencapai tingkat operasi yang tinggi untuk menghasilkan volume penjualan yang lebih tinggi dengan peningkatan skala operasi. 

"Kami juga memperkuat struktur permodalan melalui kesuksesan penerbitan Rights sebesar US$ 377,2 juta dan obligasi internasional 7NC4 untuk mendanai rencana ekspansi kami. Kedepan, kami akan berupaya mengoperasikan tingkat utilisasi pabrik yang tinggi, memastikan keamanan operasi dan mengoptimalkan portofolio produk Perseroan serta menyelesaikan proyek-proyek ekspansi sesuai rencana," kata Erwin dalam siaran persnya, Senin (5/3).

Menurut dia, pendapatan perusahaan tahun lalu mengalami kenaikan karena ditunjang oleh beberapa faktor penunjangnya. Harga Ethylene terus meningkat di 4Q17 dari rata-rata US$ 1,101/MT di 3Q17 menjadi US$1,195/MT yang disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan permintaan yang sehat pada start-up unit turunan baru, serta aktivitas pre-stocking menjelang tahun baru.

Harga Polymers juga mendapatkan momentum di 4Q17, meningkat dari US$1,179/MT menjadi US$1,252/MT dan US$1,169/MT menjadi US$1,210/MT untuk Polyethylene dan Polypropylene secara berurutan. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan permintaan dan pasokan yang lebih ketat di tengah biaya bahan baku ethylene yang lebih tinggi. 

Harga Styrene Monomer meningkat pada kisaran rata-rata US$1,272/MT di 4Q17, meningkat dari US$1,248/MT di 3Q17, didukung oleh harga bahan baku benzene yang lebih kuat dan rebound harga domestik China.

Sementara itu, Harga Butadiene menurun dari US$1,186/MT di 3Q17 menjadi US$1,076/MT di 4Q17 di tengah pasokan yang cukup dan pasar yang tidak stabil karena libur panjang dan permintaan SBR yang sedikit berkurang.

(hps) Next Article Kinerja Q1-2020 Emiten RI Bakal Ambles, Q2 Lebih Parah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular